kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Yang jadi masalah bukan DHE, ekspornya kurang


Kamis, 30 Agustus 2018 / 16:14 WIB
BI: Yang jadi masalah bukan DHE, ekspornya kurang
ILUSTRASI.


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menyatakan, meskipun eksportir sudah membawa devisa hasil ekspor (DHE) 100% masuk ke dalam bank di Tanah Air, transaksi berjalan (current account) masih akan tetap defisit.

Sebab, current account deficit atau CAD di Indonesia bukan soal berapa jumlah DHE yang masuk kembali ke Indonesia melainkan kebutuhan untuk meningkatkan ekspor.

Meskipun, hanya sekitar 15% sampai 20% eksportir yang mengonversikan devisa hasil ekspornya ke dalam mata uang rupiah.

“Yang bermasalah bukan DHE-nya sebenarnya, tapi jumlah ekspornya kurang,” kata Mirza di Yogyakarta, Rabu (30/8).

Ia menjelaskan, bila sebuah negara ingin kursnya stabil, maka harus dengan tambahan jumlah devisa. Agar devisa masuk sendiri bisa dengan cara meningkatkan ekspor dan pariwisata.

“Jadi, DHE maksimum tetap saja kurang. Artinya yang harus ditingkatkan adalah jumlah DHE-nya bisa meningkat kalau ekspor meningkat,” ucap dia.

Meski begitu, menurut Mirza, persoalan defisit neraca transaksi berjalan ini lebi cepat diselesaikan dengan peningkatan sektor pariwisata di dalam negeri.

Adapun, sektor pariwisata masih menjadi tiga besar penyumbang devisa untuk Indonesia setelah minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan batubara.

"Rasanya pariwisata lebih mudah dibandingkan ekspor manufaktur. Tapi bukan berarti itu (ekspor manufaktur) tidak dilakukan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×