kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Inflasi 2019 masih terkendali


Kamis, 23 Januari 2020 / 18:04 WIB
BI: Inflasi 2019 masih terkendali
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kiri) dan Deputi Gubernur Erwin Rijanto (kanan) memberikan keterangan pers hasil rapat dewan gubernur BI bulan Januari 2020 di Jakarta, Kamis (23/1/2020). B


Reporter: Umar Tusin | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank (BI) Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, inflasi tahun 2019 tetap rendah dan masih terkendali.

Perry menyatakan, inflasi (Indeks Harga Konsumen) IHK pada akhir tahun 2019 sebesar 2,72% year on year (yoy), menurun dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 3,13%.

Dengan hal ini, Perry beranggapan inflasi selama lima tahun terakhir tetap konsisten dan dalam kisaran sasarannya yaitu sebesar 3,5% plus minus 1%..

“Inflasi yang turun dipengaruhi oleh nilai tukar, harga impor yang menurun, dampak rambatan kenaikan inflasi volatile food, dan inflasi administered prices kepada inflasi inti yang berkurang,” ujar Perry saat konfrensi pers di Bank Indonesia, Kamis (23/1).

Baca Juga: BI pastikan transmisi pelonggaran kebijakan moneter di 2019 berjalan dengan baik

Menurut Perry, tekanan inflasi volatile food yang berkurang dipengaruhi oleh kebijakan antara Bank Indonesia (BI), Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP), dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sehingga dapat mengurangi tekanan gejolak harga pangan saat terjadi kenaikan permintaan atau penurunan pasokan.

Sementara, inflasi administered prices tercatat rendah sejalan denga minimalnya kebijakan terkait tarif dan harga barang dan jasa yang diatur pemerintah. Ke depannya, BI akan menjaga stabilitas harga inflasi IHK 2020 dalam kisaran sasarannya yaitu sebesar 3,0 plus minus 1%.

Selain itu, BI mencatat nilai tukar rupiah pada 22 Januari 2020 menguat 1,74% (ptp) dari level akhir Desember 2019. Penguatan rupiah didorong oleh pasokan valas dari para eksportir, aliran modal asing yang terjaga, daya tarik pasar keuangan domestik yang tetap besar, dan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Juga: BI melihat ada prospek pemulihan ekonomi global pada tahun 2020

BI menganggap bahwa penguatan nilai tukar rupiah sejalan dengan kondisi fundamental dan keyakinan para pelaku pasar terhadap kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah.

Ke depannya, untuk meningkatkan efektivitas kebijakan nilai tukar, BI akan mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik pasar uang maupun pasar valas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×