kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI harap insentif DHE mendorong peningkatan konversi DHE ke rupiah


Jumat, 23 November 2018 / 19:20 WIB
BI harap insentif DHE mendorong peningkatan konversi DHE ke rupiah
ILUSTRASI. Logo Bank Indonesia (BI)


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menerbitkan Paket Kebijakan Ekonomi jilid XVI. Salah satunya kebijakannya adalah mewajibkan eksportir sumber daya alam seperti perkebunan, kehutanan, dan perikanan untuk menyimpan Devisa Hasil Ekspor (DHE) di bank domestik.

Nantinya, pemerintah pun akan memberikan insentif bagi eksportir yang menyimpan DHE di bank domestik. Insentif yang lebih besar akan diberikan pada eksportir yang menempatkan DHE dalam bentuk rupiah.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan pihaknya pun akan menyediakan fasilitas lindung nilai dengan harga yang lebih murah sehingga valas yang belum akan digunakan dalam waktu dekat dapat melakukan konversi ke rupiah dengan risiko kurs yang termitigasi.

Dody berharap, ke depannya, adanya sinergi kebijakan ini pun dapat mendorong peningkatan konversi DHE ke rupiah.

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan pemerintah masih menyusun Peraturan Pemerintah tentang penyimpanan DHE. Dia mengatakan, PP, Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) akan diselesaikan tahun ini, tetapi aturan terkait DHE ini baru akan diberlakukan di tahun mendatang.

Dody menjelaskan, saat ini sudah ada DHE yang dikonversi ke rupiah, namun jumlahnya belum mendominasi.

Dia pun mengatakan, hingga akhir tahun BI tidak menargetkan berapa banyak DHE yang dikonversikan ke rupiah. "Aturan pelaksanaan sedang dalam penyusunan, tidak ada target apa pun," ujar Dody kepada Kontan.co.id, Jumat (23/11).

Lebih lanjut Susi menerangkan, nilai transaksi ekspor per triwulan pada 2018 berkisar antara US$ 43 miliar hingga US$ 47 miliar. Dari jumlah tersebut sekitar 92,5% sudah masuk dalam bentuk DHE ke Bank Domestik.

Tetapi, baru 15% yang dikonversi ke rupiah. "Ini dengan pertimbangan valas akan digunakan untuk menyelesaikan kewajiban dengan pihak eksternal seperti pembelian bahan baku atau pembayaran utang," terang Dody.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×