kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Faktor domestik dan luar negeri bantu penguatan rupiah


Jumat, 09 November 2018 / 14:47 WIB
BI: Faktor domestik dan luar negeri bantu penguatan rupiah
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam seminggu terakhir, rupiah terus menguat terhadap dollar Amerika Serikat. Berdasarkan data Bloomberg pukul 14:00 WIB, nilai tukar rupiah ada di level Rp 14.862 per dollar AS. Padahal, beberapa waktu lalu nilai tukar rupiah masih berada di atas Rp 15.000 per dollar AS.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah bergerak sesuai dengan mekanisme pasar. Menurutnya, sejumlah faktor positif yang mempengaruhi nilai tukar rupiah berasal dari dalam negeri serta faktor luar negeri.

Perry menjelaskan, faktor dalam negeri antara lain pertumbuhan ekonomi yang baik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2018 mencapai 5,17%. "Pertumbuhan ekonomi ini lebih baik dari perkiraan," tutur Perry, Jumat (9/11).

Selain pertumbuhan ekonomi, faktor domestik lainnya adalah inflasi yang tetap terjaga, serta adanya berbagai kebijakan BI dan pemerintah sehingga menjaga kepercayaan pasar. 

Perry menyebut, salah satu kebijakan yang mendorong penguatan nilai tukar rupiah adalah diberlakukannya transaksi Domestik Non-Delivery Forward (DNDF).

Meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China dianggap sebagai faktor dari luar negeri yang mempengaruhi penguatan nilai tukar rupiah.

Perry mengatakan, segala kebijakan yang diambil BI sesuai dengan mekanisme pasar. Melihat penguatan rupiah saat ini, Perry bilang BI tidak perlu melakukan langkah-langkah stabilisasi rupiah. "Saat ini supply dan demand-nya bagus, saya tidak melihat ada suatu keperluan untuk stabilisasi," tutur Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×