kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Capital inflow pada Januari 2018 capai Rp 40 triliun


Jumat, 02 Februari 2018 / 19:54 WIB
BI: Capital inflow pada Januari 2018 capai Rp 40 triliun
ILUSTRASI. Lembaran Mata Uang Rupiah dan Dolar Amerika di Jakarta


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, arus modal asing yang masuk ke dalam negeri (capital inflow) yang masuk selama Januari 2018 sebesar Rp 40 triliun.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, jumlah tersebut lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 14 triliun.

"Januari 2018 sebesar Rp 46 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dibanding periode yang sama pada 2017 yang hanya Rp 14 triliun," ujar Agus di kantornya, Jakarta, Jumat (2/2).

Namun angka tersebut sedikit menurun jika dibandingkan pekan ketiga Januari 2018 yang sebesar Rp 46 triliun. Artinya, ada Rp 6 triliun modal asing yang keluar pada pekan keempat Januari 2018.

"Kalau minggu lalu angka masuk Rp 46 triliun artinya di minggu terakhir ini ada keluar, tapi secara year to date dana yang masuk sekitar Rp 40 triliun," jelasnya.

Dengan arus inflow selama Januari 2018 ini, Agus menilai perekonomian Indonesia terus membaik. Salah satunya tercermin pada nilai tukar rupiah.

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di awal 2018 masih berada di level Rp 13.542. Sementara pada hari ini, Jumat (2/2), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp 13.428.

Ia menambahkan, besarnya modal masuk juga menunjukkan minat investor luar negeri terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Namun demikian, Indonesia tetap menjaga fundamentalnya agar tetap kuat sebagai modal menghadapi risiko-risiko eksternal.

“Yang mesti jadi waspada adalah kemungkinan naik dari policy rate nya atau Fed Fund Rate, kami juga mengamati hampir semua negara-negara maju juga akan menaikkan policy rate-nya. Ada yang dua kali ada yang satu kali jadi yang mesti tangkap pesannya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×