kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bea masuk impor gula dari India turun, Gappmi: Harga bahan baku bisa lebih murah


Jumat, 28 Juni 2019 / 19:11 WIB
Bea masuk impor gula dari India turun, Gappmi: Harga bahan baku bisa lebih murah


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah merelaksasi bea masuk untuk impor gula tebu dan gula tebu lainnya dari India. Tarif bea masuk direlaksasi dari 10% menjadi 5%. Hal tersebut diatur dalam PMK 96/2019 yang akan berlaku efektif pada 8 Juli 2019 mendatang. 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi Lukman menyambut baik aturan tersebut. Menurutnya hal ini bisa menekan biaya produksi bagi pengusaha yang menggunakan bahan baku gula mentah. 

"Lebih baik buat industri, diharapkan bahan baku bisa lebih murah dan meningkatkan daya saing," jelas Adhi saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (28/6). 

Selain itu, dengan relaksasi bea masuk tersebut pengusaha bisa memiliki alternatif lain selain mengimpor gula dari Thailand. Selama ini memang keran impor gula mentah dikuasai oleh Thailand. 

Pada tahun 2017 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat porsi impor gula baik dari volume maupun nilai dikuasai oleh Thailand. Nilai impor sebesar US$ 48,9 juta atau 85,9% dari total impor gula, sementara itu dari segi volume impor dari Thailand mencapai 97,3 ton atau setara 89% dari seluruh total impor gula. 

"Memang India selama ini tidak diminati karena bea masuk lebih tinggi," imbuh Adhi. 

Apabila dirunut, keputusan pemerintah tersebut sejalan dengan permintaan dari India untuk menurunkan bea masuk impor gula pada pertengahan tahun lalu. 

India ingin produknya bisa bersaing dengan gula milik Thailand dan Australia. Selama ini Indonesia mengenakan tarif bea masuk impor dari India sebesar 10% sedangkan dari Australia dan Thailand dikenakan bea masuk 5%. 

Mengutip data BPS, memang sejak tahun 2016, gula mentah bukan merupakan 20 besar komoditas yang diimpor India ke Indonesia. 

Selanjutnya, pada Februari lalu Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meminta India menurunkan tarif bea masuk atas olahan minyak sawit Indonesia. Permintaan tersebut disampaikan Enggar saat berkunjung ke India.

Enggar meminta tarif bea masuk olahan minyak sawit diturunkan menjadi 45% sama seperti Malaysia. Sebagai timbal baliknya, Enggar akan mengupayakan penurunan bea masuk untuk gula mentah dari India. 

"Sebagai imbalannya, Indonesia bersedia membuka akses pasar untuk gula mentah dari India," jelas Enggar pada akhir Februari lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×