kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak demo di DKI belum ganggu perekonomian


Senin, 23 Januari 2017 / 16:24 WIB
Banyak demo di DKI belum ganggu perekonomian


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Menjelang pemilihan kepala daerah / pilkada serentak 2017, isu SARA berembus kencang, terutama di Jakarta. Namun, ekonom menilai bahwa hal ini belum mengganggu perekonomian nasional.

Senior Economist Standard Chartered Bank Aldian Taloputra mengatakan bahwa hingga saat ini, ia melihat dampak dari radikalisme terhadap keuangan nasional masih terbatas.

“Kalau kita lihat ini masih sesuai dengan koridor. Demonya masih sesuai aturan yang berlaku jadi saya melihat mungkin dampak ke keuangannya belum begitu signifikan,” ucapnya usai acara 2017 Standard Chartered Bank Global Research Briefing di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Senin (23/1).

Menurut Aldian, investor asing pun belum menjadikan isu radikalisme di Indonesia sebagai alasan untuk tidak masuk ke pasar. Pasalnya, fundamental perekonomian Indonesia sendiri masih bagus.

“Asing masih melihat fundamental bunga berapa, stabilitas nilai tukar, pertumbuhan ekonomi, sehingga menurut saya masih limited dampaknya,” ujarnya.

Aldian memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih baik dari tahun 2016. Hasil riset Standard Chartered Bank memproyeksikan ekonomi Indonesia berada di level 5,3% pada 2017 atau di atas proyeksi pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Membaiknya perekonomian masih didukung oleh konsumsi rumah tangga dan membaiknya harga komoditas. Beberapa harga komoditas seperti kelapa sawit, minyak, dan batu bara sudah mengalami kenaikan sejak akhir tahun lalu.

"Pertumbuhan ekonomi tahun ini 5,3% tahun ini, 5%-5,1% di 2016. katalisnya kita perkirakan masih domestic demand driven pertama dan komoditi akan terus meningkat," katanya.

Namun demikian, menurutnya investasi swasta masih tidak akan banyak berubah ketimbang tahun lalu. Menurut Aldian, investor cenderung memilih investasi yang berorientasi ke dalam negeri dibandingkan ekspor.

“Kalau kita lihat sisi permintaan eksternal masih relatif tidak banyak berubah. Jadi investasi lebih banyak ke sektor-sektor yang berorentasi ke dalam daripada ke luar," kata Aldian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×