kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Indonesia ajak kerja sama dalam menghadapi risiko ekonomi global


Minggu, 14 Oktober 2018 / 14:12 WIB
Bank Indonesia ajak kerja sama dalam menghadapi risiko ekonomi global
ILUSTRASI. IMF-WBG : PER JACOBSSON PANEL


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mendorong koordinasi dan kerja sama untuk menghadapi peningkatan risiko perekonomian global. Penyelesaian pun dinilai perlu dilakukan secara multilateral.

Risiko keungan ini secara jangka pendek muncul dari ketegangan perdagangan antara AS dengan negara mitra dagangnya, normalisasi kebijakan di negara-negara maju, dan meningkatnya kerentanan di sektor keuangan. Negara berkembang juga dihadapkan pada volatilitas aliran modal sebagai dampak dari ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi. 

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, penguatan jaring pengaman keuangan global (Global Financial Safety Net) sangat diperlukan, termasuk memperkuat kerjasama regional dengan Regional Financing Arrangements (RFAs). Selain itu, International Monetary Fund (IMF) perlu meningkatkan pengawasan dan membantu negara anggotanya dalam memperkuat kerangka bauran kebijakan (policy mix) dan memberikan rekomendasi kebijakan yang tepat.

Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 menyoroti pertumbuhan ekonomi global yang terus berlanjut namun tidak merata. Pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan mencapai 3,7% di 2018 dan 2019, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 3,9%. 

Bank Indonesia pun menopang ketahanan finansial bauran kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi struktural yang ditempuh dalam mengantisipasi dinamika ekonomi global yang terjadi.  

Selama tahun 2018, Bank Indonesia telah menaikkan menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 150 bps menjadi 5,75% untuk memperkuat ketahanan eksternal Indonesia di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi. 

"Kebijakan kenaikan suku bunga tersebut didukung oleh kebijakan nillai tukar untuk stabilisasi rupiah, penguatan operasi moneter, dan percepatan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat resiliensi perekonomian Indonesia," kata Perry dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Nusa Dua, Bali pekan ini, seperti dikutip dari rilis BI.

Pada kesempatan tersebut Indonesia mendorong koordinasi kebijakan antarnegara G20 untuk menjaga momentum pertumbuhan global dan memastikan kesejahteraan bersama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×