kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Badan Karantina klaim ekspor manggis melejit ke China


Selasa, 20 November 2018 / 10:54 WIB
Badan Karantina klaim ekspor manggis melejit ke China
ILUSTRASI. Pedagang Manggis Merapihkan Dagangannya


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID - BOGOR. Semenjak tahun 2015 hingga saat ini banyak bertumbuh komoditas ekspor secara bertahap mulai masuk ke emerging market seperti Tiongkok. Adapun dua komoditi potensial yang mengukir prestasi untuk ekspor ke emerging market ini seperti buah manggis dan sarang burung wallet.

Buah manggis adalah salah satunya yang telah dikirim ke 23 Negara. Dengan total nilai dagang total hingga tahun 2018 adalah Rp 11,62 triliun. Secara rinci total volume ekspor pada tahun 2015 yakni 31.296 ton, tahun 2016 sebesar 30.099 ton, tahun 2017 sebesar 11.427 ton dan tahun 2018 per November sebesar 26.939 ton.

Emerging itu yang lagi happening, contoh misalknya manggis. Sekarang itu per hari kita bisa ekspor 50 ton – 60 ton dan ini masih berlangsung terus,” kata Banun Harpini, selaku Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) di Bbogor, Senin (20/11).

Untuk produk hewan, produk yang terus menunjukan tren peningkatan volume dagang adalah sarang burung walet. Hampir seluruh negara di dunia menerima komoditas ini. Sarang Burung Walet berhasil membukukan total nilai dagang selama 4 tahun di angka Rp 107,2 triliun. Namun Tiongkok masih sangat kecil yakni di angka 5%.

Secara rinci volume ekspor sarang burung wallet sejak rahun 2015 adalah 700,66 ton, tahun 2016 adalah 773,22 ton, tahun 2017 adalah 1.158 ton, tahun 2018 hingga Oktober adalah 1.135 ton.

“Sarang burung walet nilai ekonominya dari 2015 hingga November 2018 sebanyak Rp 107 triliun untuk ekspor ke seluruh dunia. Namun untuk ekspor ke Tiongkok masih kecil yakni 5%,” jelasnya.

Di Tiongkok untuk ekspor sarang burung wallet masih kecil akibat kendala di persyaratan SPS (Sanitary and Phytosanitary) yang masih alot perundingannya. Namun kedepannya hal ini akan menjadi fokus untuk kembali dirundingkan. “Memang masih kecil (ekspornya) nanti akan kita bicarakan kembali kepada pemrintah Tiongkok untuk mEmbuka persyaratan SPS yang sedikit membelenggu,” ungkapnya.

Meski terkendala di Tiongkok, namun ekspor sarang burung wallet di 36 negara masih menjangikan. Adapun negara terbesar pengimpor sarang burung wallet adalah Hong Kong sekitar 300 ton, Vietnam juga sama 100 ton-an, Malaysia sekitar lebih 100 ton dan kemudian diikuti negara seperti Australia, Kanada dan Amerika Serikat.

“Dan sarang burung wallet sekarang kita bukan hanya ekspor dalam bentuk yang masih metah, tapi juga sudah dalam bentuk botling kedepannya. Ini sedang kami audit dan sebentar lagi akan kami launch ekspor perdana. Karena nilai tambah kita ada disana,” ungkap Banun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×