kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vietnam memesan pesawat CN-295


Jumat, 03 Juni 2016 / 06:26 WIB
Vietnam memesan pesawat CN-295


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

KUALA LUMPUR. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa Vietnam berminat membeli pesawat jenis CN-295 yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia. Ini adalah pesawat terbang militer yang bisa dijadikan pesawat terbang komuter sipil terbaru yang ada dalam daftar inventori PT Dirgantara Indonesia.

TNI AU telah memiliki sebarisan CN-295 (C-295 menurut nomenklatur yang diberikan Airbus Military sebagai perusahaan pembuat asal/pemegang lisensi), yang dimasukkan ke dalam Skuadron Udara 2, yang ditempatkan di Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Pesawat terbang turboprop yang lisensi produksinya dipegang Airbus Military ini bisa dikatakan sekelas dengan A-27 Spartan buatan Alenia, Italia.

"Tadi kami melanjutkan pembicaraan rencana pembelian CN-295," ujar Kalla, seusai bertemu bilateral dengan Wakil Perdana Menteri Vietnam, Trinh Dinh Dung, di sela World Economic Forum on ASEAN 2016, di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (2/6).

Namun Kalla tidak menjelaskan secara teknis tentang rencana pembelian pesawat tersebut, termasuk mengenai jumlah unit. Selama ini TNI AU dan TNI AL memesan sejumlah CN-235 dari PT Dirgantara Indonesia; salah satunya seturut kontrak pembelian yang ditandatangani pada pengujung dasawarsa '90-an.

Negara-negara yang telah memesan CN-235 di antaranya Korea Selatan dan Brunei Darussalam. Perdagangan beras dari Vietnam ke Indonesia juga dibicarakan dalam pertemuan tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, Kalla juga menyampaikan pandangan Indonesia yang sama dengan Vietnam dalam sengketa wilayah perairan Laut China Selatan.

Walau pernah beberapa kali terjadi gesekan di laut antara Indonesia dan China di perairan kedaulatan Indonesia di Laut Natuna, Indonesia tidak termasuk negara yang mengklaim wilayah perairan yang disengketakan Vietnam, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan China itu.

Sementara itu, seusai mengikuti WEF on ASEAN di Kuala Lumpur pada 1-2 Juni 2016, Wapres dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla beserta rombongan langsung bertolak menuju Tanah Air.

Sebelum melakukan pertemuan bilateral dengan Trinh, Kalla bertemu dengan petinggi Amnesty International.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×