kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utang sepi minat, kenaikan suku bunga acuan 50 bps belum tunjukkan hasil


Kamis, 05 Juli 2018 / 20:54 WIB
Utang sepi minat, kenaikan suku bunga acuan 50 bps belum tunjukkan hasil
ILUSTRASI. Pemerintah raup 12 triliun dari Lelang SUN


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, dari lelang surat utang negara (SUN), Selasa (3/6) total nominal yang dimenangkan lebih kecil dari lelang sebelumnya.

Bank Indonesia (BI) pun telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis point (bps) sepekan sebelumnya. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa kenaikan suku bunga pada rapat dewan gubernur (RDG) lalu adalah agar yield surat utang menarik. Hal ini adalah untuk menarik investor masuk.

Namun demikian, salam lelang Selasa kemarin, total nominal yang dimenangkan Rp 11,32 triliun dari total penawaran yang masuk sebesar Rp 21,46 triliun. Sementara, dalam lelang sebelumnya, total nominal yang dimenangkan adalah Rp 11,7 triliun dari total penawaran yang masuk sebesar Rp 29,3 triliun.

Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik di Universitas Gajah Mada (UGM) Tony Prasetiantono melihat, dengan demikian kenaikan suku bunga sebesar 50 bps itu belum menunjukkan hasil positif. Menurut dia, dalam situasi seperti ini, kenaikan suku bunga 50 bps menjadi terasa kurang.

“Sebab, pasar memang sedang tidak stabil. Agak panik. Responsnya cenderung negatif. Yang mereka pikirkan cuma bagaimana ‘menubruk’ dollar AS,” katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (5/7).

Senada, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan bahwa kebijakan suku bunga ditengah kondisi ketidakpastian global saat ini tidak cukup untuk nenarik kembali aliran modal yang sudah keluar. Kebijakan suku bunga, menurutnya, hanya bisa mengurangi tekanan dan mengurangi aliran modal yang keluar.

“Dengan pemikiran itu, saya justru melihat kenaikan 50 bps justru terlalu besar dan sia-sia. Sementara, kita masih dihadapkan kemungkinan The Fed akan kembali menaikkan suku bunga dua kali lagi tahun ini,” ujarnya kepada Kontan.co.id.

“Kalau BI menaikkan begitu agresif, sampai berapa akan mampu menaikkan suku bunga?” lanjutnya.

Meski begitu, Tony menyatakan bahwa kenaikan 50 bps ini belum bisa dikatakan sia-sia. “Kita lihat dulu respons pasar berikutnya, apakah benar 50 bps kurang atau tidak. Perlu observasi yang lebih panjang,” ujar Tony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×