kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Uni Eropa, potensi pasar furnitur Indonesia


Senin, 05 September 2016 / 20:34 WIB
Uni Eropa, potensi pasar furnitur Indonesia


Reporter: Handoyo | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Eropa berpotensi cukup besar menjadi pasar utama produk furnitur dari Indonesia. Saat ini, Amerika Serikat merupakan pasar utama produk kerajinan perabot lokal.

Nilai ekspor produk furnitur ke AS pada 2015 mencapai US$ 648,5 juta dengan pangsa 37,96% dari seluruh pasar tujuan ekspor furnitur Indonesia. Selanjutnya, diikuti Jepang US$ 170,5 juta, Inggris US$ 86 juta, dan Belanda US$ 74,2 juta.

Sementara itu, Jerman menempati peringkat ke-5 dengan nilai ekspor furnitur Indonesia mencapai US$ 71,2 juta. Produk yang diekspor ke Jerman antara lain furnitur berbahan baku kayu; kursi dengan kerangka kayu, selain bambu atau rotan, kursi berbahan logam juga plastik.

Jerman merupakan penyuplai utama ke-3 produk furnitur EU sebesar US$ 6,78 miliar dengan pangsa sebesar 19,57% setelah China US$ 10,23 miliar dan Polandia US$ 7,05 miliar.

Secara keseluruhan, UE menempati peringkat ke-2 sebagai pasar tujuan ekspor furnitur Indonesia pada 2015 dengan nilai sebesar US$ 446,9 juta. 

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional dari Kementerian Perdagangan Arlinda menambahkan, keputusan Inggris untuk berpisah dari Uni Eropa (Brexit) dapat berimbas negatif, mengingat Inggris merupakan negara tujuan ekspor furnitur terbesar Indonesia di pasar Uni Eropa (UE).

"Produsen furnitur di dalam negeri harus mampu meningkatkan daya saing dan menambah pasar di negara Eropa lainnya," kata Arlinda, Senin (5/9).
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×