kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

UN dihapus, anggaran dialokasikan untuk infrastruktur sekolah dan kesejahteraan guru


Minggu, 15 Desember 2019 / 09:33 WIB
UN dihapus, anggaran dialokasikan untuk infrastruktur sekolah dan kesejahteraan guru
ILUSTRASI. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP N 2 Sukaraja, Bogor, Jawa Barat, Senin (22/4/2019). UN dihapus, anggaran dialokasikan untuk perbaikan infrastruktur sekolah dan kesejahteraan guru. ANTA


Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memperkirakan penghapusan Ujian Nasional (UN) untuk menjadi assessment kompetensi dan survei karakter akan berpengaruh pada penganggaran ke depan.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud Ade Erlangga Masdiana, mengatakan, alokasi anggaran yang sebelumnya digunakan untuk pelaksanaan UN, ke depannya akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur sekolah. Selain itu, anggaran juga bisa dialokasikan untuk meningkatkan kesejahteraan guru, serta peningkatan kompetensi atau pemberdayaan guru.

Baca Juga: Apa kata PGRI soal wacana penghapusan Ujian Nasional (UN)?

"UN nanti kan tidak ada lagi atau diganti ke assessment. Itu yang selama ini biaya ratusan miliar yang kemudian bisa kita alokasikan misalnya untuk pengembangan infrastruktur sekolah," ujar Erlangga, Sabtu (14/12).

Erlangga menyebutkan, kajian mengenai penghapusan UN telah dilakukan dengan melibatkan stakeholder terkait. Sebab itu, dalam waktu dekat rencananya kajian tersebut akan disampaikan kepada Komisi X DPR dalam rapat kerja selanjutnya.

Anggota Komisi X DPR Putra Nababan mengatakan, DPR saat ini tengah menunggu cetak biru (blue print) program pemerintah ke depan setelah adanya rencana penghapusan UN. Cetak biru yang dimaksud adalah semua hal yang terkait dengan kurikulum, pengembangan guru, penganggaran dan hal lain yang berkaitan dengan pendidikan ke depannya.

Baca Juga: UN dihapus? Menteri Nadiem beri klarifikasi seperti ini

"Kalau kita bicara cetak biru, kita tidak hanya bicara untuk 2 tahun, 3 tahun, kita bicara untuk 5 tahun, 10 tahun. Jangan ganti menteri ganti kebijakan, ganti kurikulum," kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) M Ramli Rahim berharap, Ujian Nasional dihapuskan bukan di tahun ajaran 2020-2021 tetapi seharusnya sudah dihapuskan di tahun ajaran 2019-2020. Ia meminta Pemerintah harus mengupayakan segala cara agar anggaran yang dibutuhkan untuk pengangkatan guru.




TERBARU

[X]
×