kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren penjualan SKT menurun


Jumat, 16 Desember 2016 / 08:10 WIB
Tren penjualan SKT menurun


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Sigeret Kretek Tangan atau SKT mengalami penurunan penjualan. Hal ini terlihat dari realisasi penerimaan cukai 2016. Data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, hingga bulan November 2016 realisasi pendapatan cukai rokok baru menyentuh 64% atau sekitar Rp 91,4 triliun. 

Dari nilai itu, Sigeret Kretek Mesin (SKM) menyumbang sekitar 80%, sementara SKT dan rokok putih atau Sigaret Putih Mesin (SPM) masing-masing 10%.

Anggota DPR Komisi XI Muhammad Misbakhun mengatakan, permasalahan SKT cukup kompleks. Dari segi cukai, nilai yang dibebankan untuk SKT cukup tinggi, sehingga membuat beban industri lebih berat.

Di samping itu industri SKT pun padat karya karena produk yang dihasilkan adalah kretek.  "Belum lagi faktanya konsumsi kretek itu kurang diminati oleh perokok pemula," ujarnya, Kamis (15/12).

Bisa jadi, menurut Misbakhun, kondisi ini terjadi karena pembatasan iklan-iklan rokok dan sponsor untuk acara.

Wakil Ketua Fraksi PDIP di DPR Hendrawan Supratikno mengatakan, untuk menyelamatkan SKT perlu dilihat dari beban cukai dan pajaknya.  "Pemerintah harus melihat itu untuk keberlangsungan SKT," katanya.

Willem Petrus Riwu Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian mengatakan, tren penurunan konsumsi SKT berdampak pada penutupan beberapa pabrik di daerah.

Menurut Willem, untuk menyelamatkan pabrikan SKT memiliki banyak hambatan, terutama masih adanya perbedaan persepsi di dalam masyarakat dan pemerintahan. " Banyak yang mengganantungkan nasibnya di industri SKT. Kalau ingin menyelamatkan industri ini, baik pemerintah, DPR dan LSM harus duduk bersama. Kalau tidak begitu ya sulit," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×