kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga perbankan lokal berpotensi dapat pinjaman CBD


Selasa, 30 Juni 2015 / 19:33 WIB
Tiga perbankan lokal berpotensi dapat pinjaman CBD


Reporter: Handoyo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Guyuran bantuan pendanaan asing asal China terus mengalir. Selain pinjaman untuk program pembangunan infrastrukur, perbankan dalam negeri juga berpotensi mendapat pinjaman pendanaan dari Negeri Tirai Bambu tersebut.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, perbankan yang kemungkinan akan mendapat pinjaman langsung tersebut adalah Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank BRI. Sementara pihak yang akan memberikan pinjaman tersebut adalah China Development Bank (CDB).

Menurut Rini, tiga perbankan tersebut akan mendapat pinjaman masing-masing senilai US$ 1 miliar. Pemberian pinjaman tersebut, menurut Rini tidak lain karena ketiga Bank tersebut telah banyak melakukan transaksi dengan perusahaan-perusahaan di China. "BRI, BNI, Mandiri, banyak trading, banyak melakukan transaksi dengan perusahaan-perusahaan di China," kata Rini, Selasa (30/6).

Meski tidak merinci terkait dengan pencairan dana tersebut, lanjut Rini, yang pasti rencana pemberian pinjaman tersebut merupakan hasil kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Februari lalu ke China.

Sebelumnya, perusahaan BUMN telah mendapat suntikan dana dari perbankan China sebesar US$ 50 miliar. Selain dari China Development Bank (CDB), pinjaman tersebut juga datang dari ndustrial and Commercial Bank of China (ICBC).

Beberapa pos dari beberapa perusahaan BUMN yang akan mendapatkan dana pinjaman tersebut, diantaranya adalah untuk pembangunan transmisi dan pembangkit listrik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Selain itu, dana tersebut juga direncanakan untuk pembangunan smelter di Aneka Tambang (Antam). Pinjaman tersebut juga bakal diberikan untuk pembangunan pelabuhan di Sorong oleh Pelindo II, serta membangun jalur kereta api cepat seperti Jakarta-Bandung dan proyek kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT).

Menurut Rini, dana pinjaman dari perbankan China tersebut tidak mensyaratkan apapun. Namun, untuk perusahaan penerima pinjaman dana ini adalah yang sudah mempunyai proyek dan disetujui oleh Kementerian BUMN.

Selain dari China, pinjaman juga datang dari Jerman melalui Bank Kfw senilai US$ 1,7 miliar. Rini menambahkan, dari total pinjaman yang akan diberikan tersebut, hingga saat ini yang sudah dilakukan nota kesepakatan adalah dengan PLN sebesar US$ 300 juta.

Wakil Ketua Komisi VI DPR Dodi Reza sedikit khawatir dengan bantuan pinjaman dari perbankan China tersebut. Dia berharap agar pinjaman tersebut tidak akan membebankan negara. "Karena melibatkan BUMN, harus jeli dan teliti," kata Dodi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×