kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sudirman: Kenaikan BBM tak bikin kemiskinan naik


Rabu, 26 November 2014 / 21:42 WIB
Sudirman: Kenaikan BBM tak bikin kemiskinan naik
ILUSTRASI. Penyelesaian sarana dan prasarana lintasan?Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).


Reporter: Benedictus Bina Naratama | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kenaikan harga BBM yang diumumkan pemerintah pekan lalu dipercaya dapat meningkatkan angka kemiskinan. Namun, hal ini dibantah oleh Menteri ESDM Sudirman Said yang beranggapan tidak ada hubungan kenaikan BBM bersubsidi terhadap kenaikan tingkat kemiskinan.

"70-80% yang menikmati subsidi BBM adalah kelas menengah. Selama subsidi bisa dialihkan untuk program mengurangi kemiskinan pasti bisa menurunkan tingkat kemiskinan," ungkap Sudirman ketika menghadiri rapat kerja dengan DPD RI, Rabu (26/11).

Ia menjelaskan jika pemerintah harus berani dalam mengambil kebijakan. Terutama beralih dari kebijakan yang populis ke kebijakan yang benar-benar memberi kesejahteraan kepada rakyat. Ia menuturkan negara yang tertinggal adalah negara yang selalu memberi subsidi BBM besar ke masyarakat. Selama ini masyarakat tidak dilatih untuk berkompetisi sehingga daya saingnya menjadi lemah.

"Tidak ada kebijakan untuk melayani semua masyarakat, yang terpenting apakah kebijakan itu dapat menyejahterakan masyarakat atau tidak. Apakah kita akan terus menerus memanjakan masyarakat atau mendorong daya beli masyarakat dengan membangun infrastruktur?," tegas Sudirman.

Senada dengan Sudirman, anggota DPD RI perwakilan Sulawesi Tengah, Ahmad Syaifullah mendukung program kenaikan bbm. Namun, Ia berpendapat sebaiknya dana yang didapat dari pengurangan subsidi BBM dapat digunakan untuk mengelola sumber daya alam. "Jangan semuanya (kekayaan alam) diberikan ke pihak asing. Dulu kita kasih karena tidak punya dana, tapi sekarang bisa. Saya dukung sekali kenaikan harga BBM," tuturnya.

Ahmad menegaskan pengelolaan  sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui harus dikelola oleh pemerintah Indonesia.

Anggota DPD RI perwakilan Provinsi Jambi, M. Syukur mengaku kaget ketika Sudirman menyampaikan teori kenaikan BBM tidak memiskinkan rakyat. Menurutnya, setiap kenaikan BBM, pemerintah selalu berkonsultasi dengan DPR terlebih dahulu, meskipun tidak wajib. Namun pada pemerintahan yang sekarang, lanjut Syukur, Presiden Jokowi langsung mengumumkan kenaikan BBM sekembalinya dari lawatan ke luar negeri.

Ia menanyakan alasan pemerintah menaikkan harga BBM untuk meningkatkan APBN "Sudah jenuh menaikkan BBM untuk meningkatkan APBN. Seolah-olah pemerintah ingin mencari keuntungan dari rakyat. Jangan hanya menaikkan BBM, tapi cari sumber lain untuk APBN," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×