kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi regulator geber daya saing wisata Jawa


Jumat, 13 November 2015 / 20:04 WIB
Strategi regulator geber daya saing wisata Jawa


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

YOGYAKARTA. Menghadapi penurunan harga komoditas dan pelemahan permintaan dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak dapat lagi mengandalkan ekspor komoditas primer.

Di sisi lain, sektor industri sebagai sektor yang menyerap tenaga kerja tinggi semakin menurun.

Bank Indonesia (BI), pemerintah pusat, dan pemerintah daerah berkoordinasi untuk meningkatkan daya saing industri dan pariwisata Pulau Jawa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hasil rapat koordinasi menyimpulkan, tiga kendala terbesar dalam upaya optimalisasi sektor pariwisata selama ini, yaitu akses, atraksi, dan daya dukung.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, akses berupa infrastruktur masih perlu ditingkatkan, terutama jalan, pelabuhan, dan bandara.

Dalam hal ini, pemerintah memberikan perhatian khusus pada langkah-langkah untuk mempercepat pembangunan Bandara Kulon Progo, Yogyakarta termasuk transportasi pendukungnya.

Selain itu, pemerintah juga mempercepat proses pembebasan lahan untuk pembangunan jalur jalan lintas selatan (JJLS).

Untuk mendukung hal tersebut, pemda berkomitmen mendukung proses penyediaan lahan dan kemudahan perizinan.

"Untuk atraksi, yaitu perlu adanya suatu tampilan atau branding," kata Agus, Jumat (13/11).

Hasil rapat koordinasi juga menyepakati percepatan pengembangan pariwisata untuk 10 destinasi prioritas termasuk pengembangan wisata Great Jakarta, Great Bandung, Great Yogyakarta-Jawa Tengah, dan Great Surabaya.

Sementara itu untuk industri, integrasi industri domestik dan global masih perlu diperkuat.

Caranya yaitu melalui penguatan institusi insentif, perdagangan investasi, sumber daya manusia, dan juga akses ke pembiayaan serta akses ke pasar.

"Di Indonesia yang industrinya cukup kuat masih mengandalkan teknologi yang rendah. Manufaktur dengan teknologi menengah belum cukup banyak dimiliki Indonesia. Oleh karena itu kita perlu lakukan konsolidasi dan deepening agar kita kompetitif," tambahnya.

Masih untuk penguatan industri, hasil rapat koordinasi juga menyepakati percepatan pembangunan logistik, dimana pemerintah berkomitmen untuk menuntaskan pembangunan tol Semarang-Solo, pengaktifan kembali jalur kereta api menuju Tanjung Mas, dan mempercepat penyelesaian pelabulan Adikarto.

Untuk mengembangkan kawasan industri, pemerintah juga akan mengoptimalkan pengembangan kawasan industri di beberapa wilayah di Jawa Tengah.

Khusus di DKI Jakarta, akan fokus pada industri kreatif dan jasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×