kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

S&P bisa mengerek obligasi pemerintah


Rabu, 25 Mei 2016 / 08:44 WIB
S&P bisa mengerek obligasi pemerintah


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sejak pekan lalu, pasar obligasi domestik tertekan akibat berbagai sentimen dari dalam dan luar negeri. Tapi, kemarin (24/5), pasar Surat Berharga Negara (SBN) kembali bergairah.

Pasar obligasi akan kembali semarak terutama jika Standard & Poor's (S&P) mengerek peringkat utang Indonesia. Menurut indeks INDOBeX Government Total Return yang disusun Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), sejak awal tahun (ytd) hingga Selasa (24/5), return obligasi pemerintah masih naik 9,45% menjadi 197,43.

Ezra Nazula, Head of Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia, menilai pasar SUN antara lain ditopang faktor pemangkasan BI rate selama tiga bulan berturut-turut, dengan total nilai 75 bps ke level 6,75%. Tren penurunan BI rate ikut menyeret bunga deposito perbankan, sehingga menambah daya tarik obligasi negara.

Faktor lainnya adalah kebijakan Otoritas Jasa Keuangan yang mewajibkan lembaga jasa keuangan non bank menempatkan minimum 20%–30% investasi dalam SBN.

"Perbaikan kondisi fundamental makro ekonomi Indonesia mendorong obligasi Indonesia lebih atraktif," tutur Ezra.

Tapi pekan lalu, pasar surat utang Indonesia mulai terkoreksi. Yield surat utang negara (SUN) seri acuan bertenor 11 tahun, yakni FR0056, naik dari semula 7,68% di akhir April 2016 menjadi 7,93% (24/5). Jika yield obligasi naik, harga obligasi merosot.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menjelaskan, tertekannya obligasi dimulai dari rilis pertumbuhan ekonomi Tanah Air yang tak sesuai prediksi. Badan Pusat Statistik menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal I 2016 cuma 4,92% (yoy), lebih rendah dari estimasi 5%.

Katalis negatif lainnya bersumber dari notulen pertemuan pejabat Bank Sentral AS pada 26 - 27 April 2016, yang mengindikasikan The Fed akan menaikkan suku bunga pada rapat Juni 2016, dengan catatan ekonomi pulih.

Konsensus menunjukkan peluang naiknya suku bunga The Fed meningkat dari 10% menjadi 28% sejak notulen dirilis.

Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo menambahkan, bila S&P menaikkan peringkat utang Indonesia, maka pasar obligasi dalam negeri akan bergairah. Pada 21 Mei 2015, S&P sudah mengerek outlook peringkat Indonesia dari stabil menjadi positif sekaligus mengafirmasi peringkat pada level BB+.

Pasar berharap, rating ini akan naik pada akhir Mei 2016 menjadi investment grade BBB-. Jika harapan tersebut terwujud, Beben menilai, pasar surat utang Indonesia berpotensi terkerek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×