kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

S&P belum juga beri investment grade, kenapa?


Kamis, 22 Desember 2016 / 18:20 WIB
S&P belum juga beri investment grade, kenapa?


Sumber: Antara | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Fitch baru saja merevisi prospek (outlook) ekonomi Indonesia dari stabil menjadi positif. Lembaga pemeringkat ini juga mengafirmasi peringkat layak investasi/ investment grade (BBB-) untuk Indonesia. Dengan begitu, dari tiga lembaga pemeringkat internasional, yakni Standard and Poor's (S&P), Fitch dan Moody's, hanya S&P yang belum memberikan peringkat layak investasi kepada Indonesia.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan menilai, S&P seharusnya sudah mengganjar Indonesia dengan peringkat investment grade. Namun hal itu terhambat karena mekanisme internal di lembaga asal New York tersebut.

"S&P selalu mencoba menambah faktor penilaian yang kadang-kadang muncul, seperti masalah politik yang akhirnya mencegah mereka untuk melakukan upgrade peringkat," kata Anton, Kamis (22/12).

Anton mengatakan, kriteria penilaian S&P itu berbeda dengan penilaian dari lembaga pemeringkat internasional lain, seperti Fitch Ratings, maupun Moody's. "Fitch misalnya lebih banyak penilaian ke aspek makroekonomi maupun keuangan. Kalau lihat itu, angka-angka ekonomi Indonesia membaik, jadi penilaian mereka pun wajar," ujarnya.

Sementara para investor global pun sebenarnya sudah meyakini Indonesia sudah menjaga negara layak investasi. Sehingga S&P seperti terjebak di sistem yang mereka buat sendiri dan terlambat dibanding lembaga pemeringkat lain. 

Pada laporannya Juni 2016 lalu, S&P belum memberikan peringkat "investment grade". S&P menekankan bahwa kinerja instrumen fiskal atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pemerintah belum begitu baik.

S&P memberikan peringkat BB+ untuk peringkat surat utang jangka panjang dan B untuk surat utang jangka pendek. Prospek untuk peringkat jangka panjang bagi Indonesia adalah positif.

S&P menekankan jika kerangka fiskal yang sudah disusun pemerintah mampu diiringi dengan perbaikan performa fiskal, dengan penurunan defisit anggaran dan jumlah pinjaman, tidak menutup kemungkinan peringkat Indonesia akan naik.

(Indra Arief)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×