kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah divaksin, masyarakat harus tetap tertib laksanakan 3M dan 3T!


Senin, 11 Januari 2021 / 18:14 WIB
Setelah divaksin, masyarakat harus tetap tertib laksanakan 3M dan 3T!
ILUSTRASI. Setelah divaksin, masyarakat harus tetap tertib laksanakan 3M dan 3T!


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin CoronaVac atau vaksin yang diproduksi Sinovac.

Kendati program vaksinasi sudah di depan mata, sejumlah pihak sudah menegaskan sejak dini bahwa setelah program vaksinasi berjalan, protokol kesehatan harus tetap dijalankan, sekalipun bagi masyarakat yang sudah divaksin.

Ketua Perhimpunan Alergi, Iris Rengganis mengatakan vaksin harus diberikan dua kali dengan dosis 0,5 cc sekali suntik. Adapun dalam kurun waktu dua minggu setelah divaksin pertama, orang yang sudah divaksin tetap harus menerapkan protokol kesehatan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dan 3T (Tracing, Testing, Treatment).

"Jangan sampai orang udah sekali vaksin dikira aman terus 3M gak dilakukan, belum vaksin kedua, udah tertular lagi. Jadi jangan sampai ada miss communication soal divaksin jadi sakit, ini yang harus diluruskan," jelasnya dalam konferensi pers, Senin (11/1).

Baca Juga: BPOM keluarkan izin vaksin corona Sinovac, Jokowi akan divaksin Rabu (13/1)

Nah setelah dua kali disuntik, Iris mengatakan antibodi orang tersebut akan terbentuk sehingga mendapatkan perlindungan sesuai dengan penelitian.

Kendati demikian, bukan berarti setelah dua kali disuntik, masyarakat cuek dengan protokol kesehatan.

Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan selama kirisis pandemi masih terjadi dan herd immunity belum terbentuk di Indonesia, maka protokol kesehatan dan test Covid-19 masih terus dijalankan.

"Setelah vaksinasi, Indonesia harus mencapai herd immunity supaya didapatkan hasil manfaat secara luas. Dampak program vaksinasi butuh waktu dan pengukuran terhadap kejadian penyakit yang semakin menurun atau mendekati nol dari angka terinfeksi saat ini,"  jelasnya.

Penny menyimpulkan, selama belum ada deklarasi Indonesia belum terbebas dari pandemi lewat data pengurangan yang dilaporkan, protokol kesehatan harus tetap ditegakan.

Baca Juga: BPOM resmi memberikan izin penggunaan darurat vaksin Sinovac

Tim Komnas Peneliti Obat, Jarir At Thobari menjelaskan yang harus diperjelas adalah perbedaan antara vaksin dengan obat. Kalau obat, melihat individual apakah sembuh atau tidak sembuh. Sedangkan vaksin, harus melihat dampaknya dari populasi.

"Maksud dampak pada populasi adalah setelah melakukan program vaksinasi yang akan dilihat adalah efektivitas terjadi penurunan dari angka kejadian infeksi, angka penurunan hospitalisasi, angka penurunan kematian, dan seberapa banyak penurunan angka kejadian Covid yang berat," paparnya.

Menurutnya hal inilah yang harus dilihat menyeluruh manfaat bagi populasi atau tercapainya herd immunity. Jarir menegaskan untuk bisa sukses tercapainya benefit terhadap vaksin pada populasi, masyarakat harus mendukung program vaksinasi dan tetap menerapkan protokol kesehatan secara tertib.

Selanjutnya: Tolak vaksin corona, sanksi penjara setahun dan denda Rp 100 juta menanti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×