kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45982,91   -7,46   -0.75%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SBY mengaku pidatonya di ILO sangat dinanti-nanti


Senin, 13 Juni 2011 / 12:27 WIB
SBY mengaku pidatonya di ILO sangat dinanti-nanti
ILUSTRASI. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadwalkan akan memberikan address atau sambutan dalam konferensi buruh sedunia ke 100 yang digelar oleh ILO (International Labour Organization). Konon, sambutan dari SBY ini sangat dinanti-nanti dalam konferensi yang berlangsung di Jenewa, Swiss.

"Kita diharapkan untuk memberikan pidato pada acara yang sangat penting di Jenewa yakni acara ILO PBB," kata SBY di Bandara Halim Perdana Kusuma sebelum bertolak ke Swiss dan Jepang, Senin (13/6).

SBY menjelaskan, saat Indonesia mengalami masa krisis ekonomi, dirinya dan pimpinan ILO sempat beberapa kali bertemu dan bertukar pikiran. "Beliau juga mengikuti bagaimana kita mengelola situasi perburuhan di Indonesia. Oleh karena itulah, setelah bertemu yang kedua kali, beliau mengundang saya untuk ikut memberikan pandangan," katanya.

Posisi Indonesia kian dipandang, lanjut SBY, setelah Indonesia termasuk negara yang telah meratifikasi sejumlah konvensi perburuhan. Setidaknya ada delapan konvensi yang sudah diratifikasi. "Indonesia merupakan yang pertama kali di ASEAN, yang telah meratifikasi konvensi itu," katanya.

Langkah tersebut menunjukkan bahwa Indonesia sangat serius dalam menangani permasalahan ketenagakerjaan. Fokus dalam ketenagakerjaan yakni memastikan ketenagakerjaan di dalam negeri terkelola dengan baik serta memberikan perlindungan tenga kerja di luar negeri.

Dalam sambutannya nanti, SBY secara tegas akan menyerukan kepada negara-negara lain untuk menerima kehadiran para Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Kemudian, dia juga akanmenyerukan pemberian perlindungan bagi siapapun yang wajib diberikan perlindungan.

Tepat pukul 08.00 WIB, SBY terbang ke Swiss menggunakan pesawat Garuda Indonesia Airbus A 330-300.

Turut serta dalam rombongan antara lain Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu serta Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi Muhaimin Iskandar, dan Ketua Apindo Sofyan Wanandi. Presiden berada di Jenewa, Swiss, dari 13-15 Juni 2011, kemudian dilanjutkan ke Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×