kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saat Jokowi mendengar keluhan nelayan di Pangandaran


Selasa, 24 April 2018 / 18:34 WIB
Saat Jokowi mendengar keluhan nelayan di Pangandaran


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan proyek keramba jaring apung (KJA) di Desa Babakan, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Dalam peresmian tersebut Presiden menempatkan untuk berdialog dengan nelayan yang turut hadir dalam acara tersebut.

Adapun pertanyaan pertama yang diajukan Jokowi adalah, apakah benar saat ini yang dibutuhkan nelayan adalah pengerukan sungai.

Pasalnya, berdasarkan pengakuan seorang nelayan di sana, Jamil, memang permintaan untuk mengeruk sungai sudah lama disampaikan.

Karena endapan lumpur di sungi membuat kapal kandas saat keluar masuk pelabuhan. Hal tersebut juga, sempat diungkapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiasututi.

Mendengar hal tersebut, Presiden Jokowi langsung merespon dan langsung memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Bahkan ia memberikan waktu selama dua bulan untuk memulai pengerukan.

"Saya beri waktu 2 bulan ya untuk memulai ya? Karena ini perlu lelang dulu, ada perlu waktu. Kalau enggak perlu lelang, besok saya suruh ngerjain langsung. 2 bulan Pak Menteri PU ya, 2 bulan biar nanti dikeruk, dikirim alat-alat pengeruk sungainya,” tegas Presiden, Selasa (24/4).

Hal lain yang disampaikan nelayan kepada Presiden adalah mengenai perluasan pelabuhan. “Pelabuhannya dibesarin, biar kalau surut kapal tetap banyak bisa sandar di pelabuhan,” pinta Jamil.

Mengenai perluasan pelabuhan, Presiden menyampaikan bahwa itu akan dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.

“Urusan pelabuhan, urusan Bu Susi. Kejar terus yang namanya Menteri, Ibu Susi dikejar terus. Ini pelabuhan ini harus segera dan cepat diselesaikan. Minta segera diselesaikan. Kalau tidak diselesaikan jangan boleh pulang ke Pangandaran,” canda Presiden menjawab permintaan nelayan.

Lebih lanjut, Presiden menyampaikan kepada Menteri Susi untuk menyelesaikan pelabuhan pendaratan ikan di Pangandaran ini.

“Karena di sini, yang sudah dibangun selain pelabuhannya juga dibangun untuk riset, dibangun mengenai perikanan, yang ketiga, juga dibangun untuk tempat pendidikan atau politeknik perikanan,” jelasnya.

Menurut Presiden, hal ini penting sekali agar hal-hal yang berkaitan dengan perikanan, kelautan itu, betul-betul bisa dikembangkan lebih baik lagi.

“Jangan sampai, ini kita ini rutinitas berpuluh-puluh tahun begini terus. Kita harus ada loncatan, harus ada lompatan sehingga kesejahteraan nelayan itu betul-betul dinikmati benar oleh para nelayan. Keinginan kita itu,” sambung Presiden.

Sementara itu, Nanang Junaidi dari KUD Minapari, Panagiri, menyampaikan kepada Presiden bahwa muara sungai terlalu dekat dengan pelabuhan sehingga kalau nelayan perahunya terbalik dan terbawa arus ke pelabuhan, maka perahunya hancur. “Inginnya dibikinin jalan untuk kapal nelayan melaut,” pinta Nanang.

Menjawab permintaan itu, Presiden minta untuk diselesaikan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bekerja sama dengan Kementerian PU atau Kementerian Perhubungan.

Sebagai informasi, dalam acara tersebut juga dilakukan penyerahan bantuan perikanan dan fasilitas penunjang kepada kelompok pembudi daya nelayan secara simbolis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.

Turut hadir dalam kesempatan ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×