Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - Jalan Tol Semarang – Solo segmen Bawen – Salatiga telah diresmikan presiden Jokowi pada Senin (25/9). Ruas tol sepanjang 17,6 km tersebut telah diuji coba pengoperasian tanpa tarif tol sejak 15 September 2017 pukul 16:00 WIB.
Ali Zainal Abidin, Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng mengatakan, ujii coba pengoperasian tanpa tarif tol berakhir pada tanggal 25 September 2017 pukul 24.00 WIB. Sesuai Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 718/KPTS/M/2017 tanggal 15 September 2017, tarif tol Jalan Tol Semarang-Solo ruas Bawen - Salatiga akan diberlakukan mulai tanggal 26 September 2017 pukul 00.00 WIB.
Golongan kendaraan dan besaran tarif tol pada Jalan Tol Semarang-Solo seksi III Bawen-Salatiga, yaitu: Golongan I Rp 17.500, golongan II Rp 26.500, golongan III Rp 35.000, golongan IV Rp 44.000, golongan V sebesar Rp 53.000. "Sedangkan tarif tol ruas Semarang-Ungaran dan Ungaran-Bawen tidak mengalami perubahan," jelasnya dalam keterangan resmi, Senin malam (25/9).
Sebelumnya, pengoperasian tanpa tarif sebagai bagian sosialisasi kepada pengguna jalan tol, baik sosialisasi terhadap Ruas Bawen – Salatiga, maupun sosialisasi terhadap perubahan sistim transaksi dan sistem terbuka menjadi sistem transaksi tertutup, sesuai dengan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).
Jalan Tol Semarang-Solo dikelola oleh PT Trans Marga Jateng, yang merupakan konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk., Astra Infra, dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah.
Pengoperasian seksi III yakni Ruas Bawen-Salatiga melengkapi pengoperasian seksi I yakni Ruas Semarang-Ungaran sepanjang 10,85 km pada bulan November 2011 dan seksi II yaitu Ungaran-Bawen sepanjang 11,99 km pada bulan April 2014.
Saat ini PT Trans Marga Jateng sedang menyelesaikan pembangunan konstruksi Ruas Salatiga-Kartosuro, sepanjang 32,20 km, sehinggal nantinya total panjang Jalan Tol Semarang-Solo akan menjadi 72,64 km.
Ruas Bawen – Salatiga dioperasikan sementara hanya untuk kendaraan umum (kecil), kecuali jenis bus dan truk, mengingat akses keluar Jalan Tingkir Suruh relatif sempit, serta dalam tahap rekomendasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
