kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reliance tolak disebut penyebab kegagalan transaksi jual-beli WOM Finance


Rabu, 04 April 2018 / 19:11 WIB
Reliance tolak disebut penyebab kegagalan transaksi jual-beli WOM Finance
ILUSTRASI. Perusahaan Pembiayaan WOM Finance


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. CEO Reliance Groups Anton Budidjaja menilai, kegagalan transaksi 68,55% saham sebesar PT Wahana Ottomitra Multiartha (WOMF) milik PT Maybank Indonesia Tbk yang sedianya akan dibeli oleh PT Reliance Capital Management, justru akibat Maybank mengurungkan niat penjualannya.

Anton menduga, profitabilitas WOM Finance yang naik pada 2017 dari tahun sebelumnya jadi alasan Maybank urungkan niat.

"Dari pemberitaan Kontan juga kalau tak salah, profitabilitas WOMF pada 2017 Rp 180 miliar. Dan pada 2016 saat kita mau beli berapa? Saya tak mau jawab. Naiknya berlipat-lipat," katanya menjawab pertanyaan KONTAN saat jumpa pers di kantor Reliance, Rabu (4/4).

Sekadar informasi, berdasarkan data Kontan.co.id, laba WOM Finance 2017 tumbuh tiga kali lipat dibanding 2016 yang sebesar Rp 60 miliar.

Oleh karenanya, dia menolak jika Reliance dinilai jadi sumber kegagalan transaksi tersebut.

Sekadar informasi, Maybank dan Reliance sepakat mengikat transaksinya 69,55% saham WOMF senilai Rp Rp 673,777 miliar pada 11 Januari 2017. Namun, transaksi gagal terlaksana, lantaran Reliance dianggap tak bisa memenuhi persyaratan pendahuluan dalam Conditional Shares Purchase Agreement (CSPA) khususnya soal ketersediaan dana.

Soal ini Anton juga membantahnya, sebab katanya Reliance telah direstui OJK menjadi pemegang saham mayoritas WOMF melalui transaksi tersebut.

"Terus kita tak mau membeli karena kita tak ounya uang, atau mereka yang tak mau jual, ini gampang sekali, simple common sense," jelasnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi KONTAN, Direktur Keuangan Maybank Thilagavathy Nadason juga enggan disebut pihaknya yang membatlkan CSPA secara sepihak.

"Sebenarnya CSPA adalah transaksi business as usual. Dalam CSPA, jika ada persyaratan pendahuluan yang tidak terpenuhi artinya bisa batal. Dalam update regular kami ke OJK, kami juga telah memberikan update tentang pembatalan CSPA ini kepada OJK," katanya saat dihubungi KONTAN, Rabu (4/4).

Atas pembatalan transaksi tersebut, OJK dahulu sempat menyatakan akan melakukan pemeriksaan. Namun Anton mengaku tak pernah ada pemeriksaan yang dimaksud.

"Tidak pernah ada pemeriksaan oleh OJK," sambungnya.

Sekadar informasi, sengketa jual beli saham WOM tersebut berbuntut panjang. Kini Maybank menggugat Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) Sovereign karena dinilai tak berhak menyelesaikan sengketa tersebut.

BANI Sovereign sendiri ditunjuk oleh Reliance sebagai penengah sengketa transaksi saham WOM tadi pada 29 November 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×