kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,70   3,35   0.36%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rating tujuh bank Tanah Air dikerek Moody's, ini kata bankir


Senin, 16 April 2018 / 18:21 WIB
Rating tujuh bank Tanah Air dikerek Moody's, ini kata bankir
ILUSTRASI. Antrian Nasabah di Bank Central Asia (BCA)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Moody's Investor Service meningkatkan peringkat sembilan lembaga keuangan di Indonesia ke level Baa2. Dalam keterangan resmi Moody's yang terbit, pekan lalu (13/4), dari sembilan lembaga keuangan tersebut, tujuh diantaranya merupakan industri perbankan.

Bank yang diperingkat yakni, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Moody's juga merevisi peringkat tujuh bank ini dari positif menjadi stabil. Tak berhenti sampai di situ, ketujuh bank ini juga mendapat kenaikan rating dari sisi simpanan jangka pendek (short-term deposit rating) dari P-3 menjadi P-2 oleh Moody's. Adapun, selain dari industri perbankan, Moody's juga telah menaikkan peringkat utang Indonesia dari Baa3 outlook positif menjadi Baa2 outlook stabil.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan PT Bank Mandiri Tbk Herry Gunardi menyebut, kenaikan rating tersebut merupakan pengakuan dari investor asing serta perusahaan-perusahaan internasional kepada sistem moneter yang ada di Indonesia.

Dengan kata lain, pemilihan kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia (BI) sejauh ini sudah sangat baik di tengah lika-liku ekonomi global, dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang aman untuk melakukan investasi.

"Intinya, kalau investment grade ini membaik, ada pengakuan dari investor luar dan company besar yang mengakui policy Bank Indonesia. Serta kalau ada issuer yang mau menerbitkan surat utang, pasti jualnya akan lebih murah karena negaranya atau sovereign risknya lebih rendah," ujar Herry saat ditemui di Jakarta, Senin (16/4).

Secara terpisah, Senior Vice President Strategic Investment and Subsidiaries Management Bank Mandiri Pantro Pander Silitonga menungkapkan, dengan naiknya peringkat investasi di Indonesia, seharusnya para investor semakin tertarik untuk menambah nilai investasinya di Indonesia.

Lebih lanjut, pihaknya menilai kenaikan investment grade ini salah satunya ditopang dari derasnya pembiayaan dan perkembangan sektor infrastruktur di Indonesia. Secara langsung, hal ini akan berdampak positif bagi kelangsungan ekonomi dalam negeri secara jangka panjang. Bank Mandiri pun menurut Pantro cukup aktif bermain di sektor infrastruktur alias hampir 30% dari total kredit perseroan masuk ke sektor tersebut.

Atas hal itu, wajar apabila Bank Mandiri juga mendapat kenaikan outlook menjadi stabil. "Kami melihatnya bahwa memang investor luar melihat kondisi monetary policy di Indonesia sudah mulai stabil dan kondusif untuk tambah investasi," kata Pantro.

Herry menambahkan, secara langsung hal ini akan sangat baik bagi bank yang berencana untuk menerbitkan surat berharga dalam waktu dekat. Karena bisa dipastikan, rating surat berharga tersebut akan lebih tinggi dan otomatis cepat terserap.

Selain Bank Mandiri, BCA juga positif menanggapi kenaikan rating tersebut. Menurut Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra, hal tersebut bakal memberi sinyal positif bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia.

"Kami harap tentunya (kenaikan rating) akan meningkatkan investasi khususnya dari pihak luar serta mempercepat pertumbuhan ekonomi di masa mendatang," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Senin (16/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×