kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Radio Muhammadiyah mengudara


Kamis, 05 Mei 2016 / 17:16 WIB
Radio Muhammadiyah mengudara


Sumber: Antara | Editor: Adi Wikanto

Yogjakarta. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meluncurkan Radio Muhammadiyah (RadioMu) dan jaringan Radio Muhammadiyah di auditorium Universitas Ahmad Dahlan III, Yogjakarta, Kamis.

Peluncuran dilakukan di sela-sela Rapat Kerja Nasional Majelis Informasi dan Pustaka Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang berlangsung di kampus tersebut mulai 5 Mei hingga 7 Mei 2016. RadioMu sudah berdiri selama empat tahun dengan siaran secara streaming 24 jam nonstop di www.radiomu.web.id.

Pada kesempatan tersebut, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara PP Muhammadiyah dan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Dr Mustari Irawan MPA.

Haedar Nashir dalam sambutannya mengatakan Muhammadiyah memiliki sejarah dalam kearsipan dan publikasi tertulis. "Ketika awal lahir ada bagian pustaka di Muhammadiyah. Saat muktamar bagian pustaka memuat berita-berita muktamar. Majalah Suara Muhammadiyah pada awalnya masih Bahasa Jawa kemudian sejak 1922 mulai memakai bahasa melayu. Kami berharap naskah-naskah tersebut menjadi media bahwa Muhammadiyah punya dokumen tertulis," katanya.

Haedar mengharapkan agar MPI menjadi pusat informasi dan membawa semangat yang mencerahkan.

Kepala Arsip Nasional RI Mustari Irawan mengatakan dengan MoU dirinya merasa menjadi bagian dari Muhammadiyah. "Dengan MoU ini kita diikat kerja sama agar menjadi lebih baik. Kedua membuka ruang lebih baik lagi dalam menyelamatkan arsip Muhammadiyah. Dengan MoU kami minta PP Muhammadiyah tidak usah sungkan serahkan arsip ke Badan Arsip Nasional. Kami akan simpan permanen arsip-arsip tersebut," katanya.

Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Mukhlas mengatakan Rakernas agar merujuk hasil muktamar yang mengambil tema Gerakan Islam Berkemajuan. "MPI pasca-muktamar harus mandiri, proaktif dan dinamis. Muhammadiyah.or.id masih kalah pamor dengan sangpencerah.com. Tantangan MPI makin berat. Dunia sudah tak terkendali. Dunia sudah datar. Tidak ada jarak. MPI saatnya bangkit dengan langkah praktis (kegiatan praktis). Pengurus MPI pusat dan daerah harus bergerak," katanya.

(Agus Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×