kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek ekonomi IMF menopang tembaga


Rabu, 19 April 2017 / 19:19 WIB
Prospek ekonomi IMF menopang tembaga


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga tembaga bergerak naik dengan dukungan prospek positif pertumbuhan ekonomi global. Meski demikian, peluang koreksi tembaga dalam jangka pendek masih terbuka.

Mengutip Bloomberg, Rabu (19/4) harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange menguat 1,5% ke level US$ 5.658 per metrik ton pada pukul 10.58 waktu Shanghai. Tembaga kembali menanjak setelah jatuh 2,1% pada Selasa (18/4). Sementara dalam sepekan terakhir, harga tembaga melemah 0,53%.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, pandangan positif prospek pertumbuhan ekonomi global membuat harga tembaga kembali menguat. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini akan mencapai 3,5% atau naik dari tahun lalu sebesar 3,1%.

Di samping itu, aksi mogok pekerja tambang Southern Copper di Peru turut mendukung kenaikan harga tembaga. Sejumlah pekerja tambang memblokir jalur pengiriman tembaga di Ilo, Peru sebagai bagian dari aksi protes sejak awal pekan ini. Sebanyak 800 pekerja dari tambang di wilayah Toquepala ikut bergabung sehingga total peserta aksi mencapai 3.000 orang.

Meski demikian, penguatan harga tembaga masih belum mampu menghapus pelemahan sehari sebelumnya. Ibrahim melihat, masih ada resiko koreksi tembaga dalam jangka pendek. Data ekonomi China yang dirilis awal pekan ini memang membawa sentimen positif untuk harga tembaga.

China mencatat angka pertumbuhan ekonomi 6,9% pada kuartal pertama tahun ini atau membaik dibanding kuartal sebelumnya di angka 6,8%. Sementara data produksi sektor industri bulan Maret tumbuh 7,6% dibanding sebelumnya 6,3%.

Tetapi masih ada kekhawatiran yang membayangi pergerakan harga tembaga. "Pelaku pasar khawatir dengan rencana pengetatan moneter dari People's Bank of China (PBOC). Rencana tersebut dikhawatirkan akan menghambat laju ekonomi China," papar Ibrahim.

Di saat yang sama, pasar mulai mencermati isu dari Eropa menjelang jatuh tempo utang jangka menengah Yunani bulan Juli mendatang. Apalagi hingga saat ini Dana Moneter Internasional (IMF) masih enggan memberikan bantuan kepada Uni Eropa terkait utang Yunani. Masalah Yunani dapat mengancam ekonomi Eropa bahkan berujung kepada krisis.

Masalah mogok kerja pada tambang BHP Billiton di Escondida, Chili telah selesai. Sementara ekspor tembaga Freeport McMoran Inc dari tambang Grasberg, Papua kemungkinan akan kembali naik. Sebab, perusahaan sudah mengantongi izin ekspor konsentrat tembaga dari pemerintah Indonesia yang telah dicabut sejak Januari lalu.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×