kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produsen Pupuk Siap Bangun Dua Pabrik Senilai US$ 2 Miliar


Selasa, 23 Maret 2010 / 10:23 WIB
Produsen Pupuk Siap Bangun Dua Pabrik Senilai US$ 2 Miliar


Sumber: Kontan | Editor: Test Test

JAKARTA. Direktur Utama Pusri Holding Dadang Heru Kodri menyatakan siap membangun pabrik pupuk di Papua dan di dekat lapangan Donggi Senoro, Sulawesi Tengah. Pembangunan dua pabrik senilai total US$ 2 miliar itu merupakan wujud komitment Pusri untuk memenuhi saran pemerintah yang menginginkan pabrik pupuk dibangun di dekat sumber gas.

"Per pabriknya membutuhkan dana investasi sekitar US$ 1 miliar," ujar Dadang, Senin (22/03). Sekitar 30% dana untuk membangun pabrik itu akan berasal dari modal, sedangkan 70% berasal dari pinjaman bank.

Sayang, Dadang tak mau menyebut kapan pabrik pupuk baru itu akan mulai dibangun. Kata dia, proyek itu masih menanti komitmen pemasok gas. Dadang tidak ingin, pabrik yang sudah berdiri menjadi mangkrak lantaran tidak ada gas.

Menurut Dadang, pihaknya terlebih dulu akan membangun pabrik di Donggi Senoro, baru kemudian Papua. Pabrik di Donggi kemungkinan besar akan memperoleh pasokan gas dari lapangan Donggi Senoro. Sementara, pabrik di Papua akan mengandalkan gas dari lapangan Tangguh.

Yang pasti, menurut Dadang, pihaknya akan menenderkan pembangunan dua pabrik pupuk itu kepada kontraktor besar-besar. "Seperti PT Rekayasa Industri dan Tripatra," lanjutnya.

Nantinya, kapasitas masing-masing pabrik sekitar 1 train, atau 3.250 metrik ton per day (mtpd). Khusus di Papua, selain pabrik pubuk urea, Pusri juga membangun pabrik amoniak berkapasitas 2.500 mtpd.

Berdasarkan neraca gas yang disusun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah telah menentukan pasokan gas untuk pabrik pupuk tersebut. Misalnya, pabrik pupuk Papua memperoleh alokasi 200 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Sementara, pabrik di Sulawesi Tengah memperoleh 91 mmscfd. Sepanjang 2009, pasokan gas untuk industri pupuk nasional mencapai 654 billion british thermal unit per hari (BBTUD).

Pabrik di Donggi Senoro, menurut Dadang, hanya membutuhkan gas sekitar 90 mmscfd. Selain Pusri, ada dua pembeli domestik lain yang berminat terhadap gas Donggi Senoro, yakni PLN dan Panca Amara Utama. Tapi, hingga kini, kesepakatan pembelian gas dari lapangan ini belum ada. Negosiasi harga yang alot menjadi salah satu kendala utama proyek ini.

Kabar baiknya, sumber dana proyek ini mulai jelas. Deputi Pertambangan, Industri, Strategis, Energi dan Telekomunikasi, Kementerian BUMN, Sahala Lumban Gaol mengatakan, sudah ada bank yang siap membiayai proyek itu. Kalau perlu, perbankan nasional akan membentuk konsorsium dengan lembaga multilateral atau bank swasta untuk membiayai pengembangan Donggi Senoro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×