kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN utamakan lelang dalam proyek 35.000 MW


Jumat, 11 Agustus 2017 / 18:31 WIB
PLN utamakan lelang dalam proyek 35.000 MW


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Dalam pengembangan megaproyek ketenagalistrikan 35.000 megawatt (MW), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tetap mengutamakan kualifikasi lelang. Ini supaya, bisa diketahui pengembang listrik swasta atau independent power producer (IPP) berkompeten.

Tapi saat ini, PLN melakukan penunjukan langsung untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Peaker Jawa 3 kepada anak usahanya yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) atas dasar kantor PJB dekat dengan pembangkit listrik.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, I Made Suprateka menyatakan bahwa untuk program 35.000 MW PLN tidak melakukan penunjukan langsung untuk pembangkit jenis batubara maupun gas dan tetap harus melewati kualifikasi lelang. Misalnya, kegiatan lelang harus disertai dengan pengalaman pembangunan pembangkit listrik 1000 MW. "Kalau belum memenuhi itu, bisa menjadi partner anak usaha PLN. Tapi harus lelang juga kan untuk jadi mitra," terangnya kepada KONTAN, Jumat (11/8).

Sayangnya Made belum bisa memberikan detil untuk pembangkit PLTG Peaker Jawa-Bali 4 dan PLTGU Jawa 3 yang katanya akan diserahkan langsung kepada PJB yang akan mencari mitra. "Belum tahu saya yang itu, harus cek dulu datanya," tandasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Sofyan Basir menyatakan, meskipun kegiatan lelang PLTGU Jawa 3 diundur, pembangunan pembangkit akan dilaksanakan oleh anak usaha PLN yakni PJB. Maklum, lokasi PLTGU Jawa 3 ini berdekatan dengan kantor pusat PJB, sehingga kemungkinan besar anak usaha PLN tersebut yang membangun pembangkit itu.

"Jadi tetap anak usaha, mereka bisa lakukan mitra. Lagi pula peaker ini juga tidak menguntungkan buat pengusaha, karena dipakainya hanya 30%," tandasnya.

Made menambahkan, tercatat sampai bulan Agustus ini sudah sekitar 28.000 MW yang telah melalui proses penandatanganan perjanjian jual beli listrik atau power purchasment agreement (PPA).

Untuk pembangunan infrastruktur, khususnya jaringan transmisi hingga saat ini sudah mencapai sekitar 26.000 kilometer sirkuit (kms) dari target sekitar 46.500 kms hingga tahun 2019. Ini berarti capaian pembangunan transmisi sudah mencapai 50%.

"Jika tahun ini PPA yang rampung sukses mencapai sesuai yang ditargetkan sebesar 30.000 MW maka sisanya akan diselesaikan pada tauhun depan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×