kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peternak layer minta HET telur dinaikkan


Kamis, 31 Agustus 2017 / 17:41 WIB
Peternak layer minta HET telur dinaikkan


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Peternak Layer Nasional (PLN) meminta pemerintah menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) bagi telur. Menyusul naiknya harga produksi.

"Kita usulkan agar harga eceran tertinggi dinaikkan Rp 2.000," ujar Ki Musbar, Koordinator Forum PLN kepada KONTAN, Jakarta, Kamis (31/8).

KI Musbar berpendapat kenaikan harga telur tersebut disebabkan oleh telah naiknya harga produksi. HET telur sebelumnya dipatok seharga Rp 22.000 per kilogram (kg). PLN meminta pemerintah menaikkan HET telur sebesar Rp 2.000 menjadi Rp 24.000 per kg.

Kenaikan HET telur dinilai Ki Musbar didasari dari naiknya harga jagung sebagai pakan. Jagung yang merupakan 50% dari pakan ternak saat ini sudah seharga Rp 4.200 per kg. Selain itu harga jagung pun sama di seluruh wilayah Indonesia membuat biaya meningkat di seluruh daerah.

Pemerintah juga harus menerapkan harga acuan peternak yang sama di setiap daerah seharga Rp 18.000 per kg. Sebelumnya peternak dari Jawa Timur dan Jawa Tengah harus menanggung beban biaya operasional pengiriman dan susut. "Karena penjualan kebanyakan di Jakarta dan Jawa Barat maka harga acuan itu terkoreksi oleh biaya ekspedisi dan susut," terangnya.

Asa tahu saja, pemasok terbesar produksi telur di Indonesia berasal dari Blitar, Jawa Timur. Dari total produksi sebesar 7.800 ton per hari Jawa Timur berkontribusi 40%. Sedangkan penjualan telur sebesar 60% berada di Jakarta dan Jawa Barat.

Ki Musbar bilang, harga acuan telur di tingkat peternak saat ini hanya menguntungkan peternak di Jawa Barat dan Banten. Biaya ekspedisi sebesar Rp 1.200 per kg hingga 1.550 per kg ditanggung oleh peternak layer dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Oleh karena itu harga beli telur mereka hanya sekitar Rp 16.000 per kg.

Apabila harga acuan diterapkan Rp 18.000 per kg di seluruh wilayah Indonesia maka nantinya biaya tambahan akan dilimpahkan kepada pembeli. Ki Musbar bilang nantinya harga di pedagang akan mencapai Rp 19.500 per kg.

Oleh karena itu Ki Musbar menyarankan agar HET dinaikkan. Penetapan HET juga akan menjaga harga telur tetap stabil. Hal tersebut mengingat saat ini harga telur cenderung fluktuatif.

Penetapan HET akan menahan harga tidak melewati batas tersebut. Ki Musbar bilang, akan ada satgas pangan yang akan menindak apabila ada yang menjual melebihi harga tersebut.

Selain itu Ki Musbar mengatakan harga acuan juga akan mensterilkan posko - posko yang menjual harga telur di bawah harga acuan. Hal tersebut akan menekan agar harga telur agar tidak anjlok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×