kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peminat lelang SBN diprediksi tinggi di 2018


Minggu, 14 Januari 2018 / 15:57 WIB
Peminat lelang SBN diprediksi tinggi di 2018
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Berharga Nasional (SBN) Indonesia tahun 2018 masih memiliki peluang yang cerah. Pasalnya surat utang Indonesia baru diapresiasi oleh lembaga pemeringkat Fitch di akhir tahun 2017.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan, hal ini tercermin dari kesuksesan dua lelang terakhir yang hampir penuhi 20% target lelang kuartal I-2018.

Menyegarkan ingatan, dalam dua pekan pertama ini, sudah ada dua lelang SBN yang sukses menambah kas negara hingga Rp 38,5 triliun. Rinciannya adalah hasil lelang yang memenangkan Rp 25,5 triliun pada lelang yang diumumkan pada 5 Januari lalu dan Rp 13 triliun pada lelang 11 Januari.

Adapun target penerbitan SBN tahun ini sebanyak Rp 846,4 triliun. Sedangkan target penerbitan pada kuartal I 2018 ini melalui lelang senilai Rp 194,5 triliun.

"Dari dua lelang terakhir saja sudah dapat 20% dari target, bulan Januari juga belum selesai dan secondary market juga menunjukan minat yang sangat besar," kata Made.

Dihadapkan tantangan tahun politik 2018 dan 2019 Made melihat dampaknya tidak akan terlalu besar. Itu lantaran belanja pemerintah pusat masih lebih besar daripada belanja regional, dan agenda pembangunan Jokowi dirasa masih on track.

Maka dengan kondisi ini Made menyarankan, bagi investor yang suka trading untuk mengumpulkan surat utang dengan tenor singkat di 5 tahun-10 tahun. Di antaranya surat utang FR 63 dengan tenor 5 tahun yang beri yield 5,6%, FR 61 yang bakal jatuh tempo di 2022 dengan yield 5,76% dan FR 64 tenor 10 tahun yang beri yield 6,07%.

Dibandingkan posisi surat utang negara lain, tingkat yield Indonesia untuk tenor 10 tahun di 6,16% hanya kalah dari Pakistan di level 8,3% dan India di 7,2%. Sedangkan untuk tenor lima tahun, Indonesia menawarkan yield 5,66% dan Pakistan dan India masih unggul di 7,61% dan 7,23%.

"Posisi yield kita sekarang di bawah India dan Pakistan, ini cukup menarik karena kita dalam kondisi investment grade S&P dan triple BBB dari Fitch. Maka dengan kondisi itu harusnya bisa kalahkan kompisisi yield India dalam waktu dekat," jelas Made.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×