kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah siap menanggung bila ekonomi lebih rendah sebagai imbas pengetatan moneter


Senin, 28 Mei 2018 / 11:54 WIB
Pemerintah siap menanggung bila ekonomi lebih rendah sebagai imbas pengetatan moneter
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dan pemerintah akan mengedepankan misi menjaga stabilitas dalam jangka pendek ini. Oleh karena itu, pemerintah siap menanggung konsekuensi apabila ekonomi tumbuh lebih rendah lantaran pengetatan kebijakan moneter.

“Kami siap melakukan policy apa saja untuk jaga ekonomi Indonesia. Bila dalam jangka pendek harus lakukan adjustment (penyesuaian), dan konsekuensi pertumbuhan ekonomi lebih rendah sedikit, ini konsekuensi yang akan kami terima," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan (Kemkeu), Senin (28/5).

Meski demikian Sri Mulyani optimistis pertumbuhan ekonomi masih bisa terjaga. Sebab, mesin pertumbuhan, menurut dia, bukan hanya dari kebijakan makro ekonomi saja.

“Fokus kami dari makro ekonomi adalah stabilitas, tapi di sisi lain adalah reformasi untuk menghadapi guncangan itu. BI mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun ini 5,2%, dan kami sudah kalkulasi itu,” jelasnya.

“Namun, kami berharap kalau ada akselerasi reformasi strukturalnya di antar Kementerian/Lembaga, kami optimistis,” lanjut Sri Mulyani.

Untuk reformasi struktural, pemerintah kini menyiapkan berbagai insentif fiskal untuk menumbuhkan investasi, yakni tax allowance dan mini tax holiday. Meski pengaruhnya tak cepat, Sri Mulyani mengatakan, hal ini membuat fondasi ekonomi Indonesia kuat.

“Kami berikan sinyal ke dunia usaha bahwa mereka diterima di Indoensia dengan baik. Tidak hanya investor asing tetapi juga lokal,” kata Sri Mulyani.

Hal ini juga menjadi salah satu cara pemerintah mendorong konsumsi. Sebab, bila ada investasi, masyarakat akan mendapatkan pekerjaan dan memperoleh penghasilan sehingga bisa melakukan konsumsi.

“Kami lakukan upaya peningkatan agar mereka punya earning power. Ini kami lakukan dengan insentif di dunia usaha tersebut. Lalu inflasi juga kami jaga supaya stabil. Selain itu, rumah tangga juga harus memiliki confidence bahwa ekonomi bagus kondisinya. Ini kami usaha untuk yakinkan,” ujar Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×