kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Sediakan Rp 4,6 T untuk Operasi Jantung


Selasa, 24 Maret 2009 / 09:16 WIB


Sumber: KONTAN |



JAKARTA. Ini kabar baik bagi penderita sakit jantung yang tidak memiliki biaya untuk operasi. Pemerintah telah menyediakan program operasi jantung gratis bagi masyarakat miskin. Dan bagi masyarakat menengah ke bawah, pemerintah akan memberi subsidi sehingga hanya perlu membayar kurang dari setengah biaya operasi.

Menurut Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, pemerintah telah menyediakan dana Rp 4,6 triliun untuk subsidi operasi jantung koroner berupa pemasangan balon (ballooning) atau klep (stenting) untuk penderita penyumbatan pembuluh darah di jantung. prediksinya, uang sebesar itu cukup untuk membiayai dan mensubsidi operasi untuk sekitar 65.000 pasien.

Siti menyatakan biaya operasi jantung saat ini sekitar Rp 70 juta. Itu karena balon dan klep yang akan dipasang di jantung, semuanya masih barang impor. Biaya operasi yang mahal itu membuat angka kematian akibat sakit jantung koroner sangat tinggi.

Tapi, operasi bersubsidi hanya bisa berlangsung di 14 rumah sakit (RS) di Indonesia. Merekalah yang menerima dana subsidi dari pemerintah untuk menyelenggarakan operasi jantung murah.

Rumah sakit itu adalah RS Jantung Harapan Kita (Jakarta), Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RSUP Fatmawati (Jakarta), RS Hasan Sadikin (Bandung), RS Adam Malik (Medan), RS Dr Soetomo (Surabaya), RS Dr Kariadi (Semarang), RS Sardjito (Yogyakarta), RS Sanglah (Denpasar), RS Wahidin Sudirohusodo (Makassar), RS Dr M Djamil (Padang), RS Dr Moh. Hoesin (Palembang), RSUD Arifin Ahmad (Pekanbaru), dan RSU H.A Wahab Sjahranie (Samarinda).

Siti memerintahkan RS yang telah mendapat dana ini untuk menyampaikan hak subsidi masyarakat miskin dan bukan malah menutup-nutupinya. "Mereka yang sakit jantung dan tidak mampu langsung saja ditawari, jangan RS pura-pura tidak tahu ada fasilitas subsidi ini," katanya.

Siti menilai sampai saat ini beberapa RS belum maksimal menyalurkan subsidi operasi ini. "Jumlah orang yang mendapat operasi ini belum sesuai harapan. Itu karena RS tidak menjelaskan ada opsi operasi gratis," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×