kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pekerjaan besar menanti bos OJK


Kamis, 09 Februari 2017 / 11:03 WIB
Pekerjaan besar menanti bos OJK


Reporter: Dityasa H Forddanta, Galvan Yudistira, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang, Mona Tobing, Ramadhani Prihatini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Seleksi awal calon pejabat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kelar sudah. Sebanyak 107 orang berhak maju ke seleksi babak selanjutnya.

Banyak tokoh-tokoh terkenal dari industri keuangan lolos seleksi awal seperti Tito Sulistio yang kini Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Riswinandi Dirut Pegadaian, Ketua LPS Fauzi Ichsan hingga politisi Melchias Markus Mekeng. Pengurus OJK yang sekarang juga lolos darei seleksi tahap awal.

Ketua Panitia Seleksi sekaligus Menkeu Sri Mulyani bilang, tahap dua, pansel akan menyaring lagi dengan merujuk masukan dari masyarakat, rekam jejak calon dan makalah. Panitia juga akan minta masukan dan data dari lembaga lain, "Termasuk dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), PPATK, dan instansi lain," kata Sri, Rabu (8/2).

Siapapun yang terpilih kelak menjadi pengurus OJK, pekerjaan rumah menanti.Yasril Y. Rasyid, Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia mengatakan, OJK harus bisa menginisiasi berbagai aturan yang belum rampung bagi asuransi. Salah satunya, kata Yasril, aturan kepemilikan asing di asuransi dan juga kejelasan lembaga penjamin polis.

Iuran masih menjadi sorotan industri yakni asuransi, perbankan maupun pasar modal. Yasril bilang, industri asuransi umum berharap OJK tak mengutip iuran berdasarkan aset, namun dari ekuitas.

Edward P. Lubis, Ketua Asosiasi Manajer Investasi (AMI) juga keberatan dengan iuran OJK atas manajer investasi yang dipungut berdasarkan dana kelolan atauĀ asset under managementĀ (AUM) . Menurutnya, iuran lebih baik diambil dari persentase pendapatan manajer investasi.

Edward juga minta OJK mensinergikan aturan yang ada dengan pengembangan industri reksadana dan bursa saham. "Jangan hanya menerbitkan peraturan tapi tak membuat pasar lebih efisien," tandad Edward.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo menambahkan, pendalaman pasar dan peningkatan inklusi keuangan juga masih jadi pekerjaan rumah OJK. "Ini perlu banyak inovasi agar pangsa pasar keuangan kita makin meningkat," ucapnya. Dia juga menekankan OJK untuk lebih mendorong konsolidasi perbankan agar industri efisien.

Susy Meilina, Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) menambahkan, pendalaman produk jasa keuangan terutama di pasar modal harus ditingkatkan. Minimnya jumlah investor pasar modal harus menjadi perhatian pengurus baru OJK.

Menurut dia, perlu ada penambahan jumlah investor, tapi tentunya investor yang berkualitas.

Galvan, Ramadhani, Mona Tendi, Marshall, Dityasa F.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×