kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasokan bibit kerapu Mandeh berasal dari Situbondo


Jumat, 19 Juni 2015 / 13:02 WIB
Pasokan bibit kerapu Mandeh berasal dari Situbondo


Reporter: Rani Nossar | Editor: Hendra Gunawan

MANDEH. Ikan kerapu menjadi salah satu komoditas unggulan sektor perikanan di Sumatera Barat (Sumbar), selain tuna dan lobster. Kawasan Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu penghasil kerapu terbesar di Sumbar.

Hamdan Ubaidi, seorang pebudidaya kerapu di Mandeh mengatakan, kerapu dari Mandeh banyak diekspor ke Hong Kong, Cina, Taiwan, dan Jepang. "Ikan ini diminati karena rasanya yang lezat danĀ  dan dipercaya memiliki hoki bagi orang-orang Asia Timur," kata Hamdan.

Menurut Hamdan, harga kerapu sangat fluktuatif sehingga tak bisa dipatok setiap bulannya. Menjelang Hari Raya Imlek, misalnya, harga bisa sangat tinggi hingga mencapai Rp 400.000 per kilogram.

Lantaran harganya tinggi, kini mayoritas warga Mandeh membudidayakan kerapu. Menurut Hamdan, budidaya kerapu di Mandeh mulai diperkenalkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2003. Saat itu, belum banyak orang tertarik membudidayakan ikan ini.

Hamdan sendiri baru menekuni usaha ini di tahun 2006. "Saat itu saya dibantu pemerintah untuk pembibitan," ujarnya.

Bibit pertama kali didatangkan dari Situbondo, Jawa Timur. Saat itu, ia hanya memiliki tiga buah keramba apung dengan 1.000 ekor benih. Masa panen pertama hingga ketiga memang belum memuaskan karena belum ada pengalaman.

Namun, lama-lama Hamdan banyak belajar dan kini total keramba apungnya sudah 22 buah yang sebagian beli dan sebagian dibantu pemerintah. "Jika hasil panen bagus saya usahakan menambah keramba apung, jadi kebanyakan ini perputaran untung dari panen, " katanya.

Sampai saat ini, para pebudidaya kerapu di Mandeh masih mendatangkan bibit dari Situbondo dan dibeli melalui Dinas Perikanan. Dinas Perikanan memiliki tiga pusat penampungan bibit yang berada di Teluk Guwo, Sungai Nipah, dan Mandeh.

Nah, khusus di Mandeh sudah ada pebudidaya, yakni Yohanes Edi yang mencoba melakukan pembesaran benih. Usaha ini baru ditekuninya setahun terakhir.

"Memang kami masih pakai bibit dari Situbondo, tapi itu hanya untuk yang ukuran 3 sentimeter (cm) saja. Setelah itu saya kembangkan sendiri untuk ukuran 3 cm-12 cm, jadi petani di Mandeh bisa beli melalui saya, " kata Yohannes.

Saat ini, Yohannes memasok berbagai jenis bibit kerapu, seperti kerapu macan, bebek, dan kerapu cantik. Total kapasitas bibitnya 30.000 ekor per bulan. Ia menjual bibit tersebut dengan harga Rp 20.000-Rp 30.000 per ekor.

Jadi, Yohannes menjadi satu-satunya penjual bibit swasta atau perorangan. Dengan demikian, pebudidaya kerapu di Mandeh semakin memiliki banyak pilihan dalam mendapatkan bibit. Sebelumnya mereka selalu menggantungkan kebutuhan kepada Dinas Perikanan. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×