kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasokan beras di pasar tradisional masih aman


Minggu, 10 Desember 2017 / 20:38 WIB
Pasokan beras di pasar tradisional masih aman


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang Natal dan tahun baru, pasokan bahan pangan pokok khususnya beras di pasar tradisional masih aman. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, hingga saat ini permintaan pasar atas beras pun belum melonjak. Menurutnya permintaan atas beras mulai menunjukkan peningkatan mulai tanggal 20 Desember.

Abdullah mengatakan, harga beras saat ini pun masih stabil. Meski ada kenaikan, namun masih wajar mengingat kondisi cuaca dan bencana banjir yang menyerang berbagai daerah. "Tetapi untuk yang premium saja. Kalau yang medium masih sekitar Rp 9.500-an per kg," ujar Abdullah kepada Kontan.co.id, Minggu (10/12).

Menurut Abdullah, saat ini yang paling penting dilakukan adalah mengantisipasi pasokan bahan pangan tetap ada menjelang Natal dan tahun baru. Menurutnya, antisipasi dapar dilakukan dengan melakukan pemetaan wilayah produksi beras.

"Antisipasinya yang paling penting sekarang itu adalah melakukan identifikasi di beberapa titik penghasil beras yang mengalami kegagalan panen. Bila pemerintah tidak lakukan, maka pelaku usaha akan lakukan sendiri," terang Abdullah.

Pelaku pasar sering menghindari wilayah-wilayah yang mengalami gagal panen. Pasalnya, menurutnya pelaku pasar membeli bahan pangan dari wilayah yang menawarkan barang dengan kualitas baik dan harga yang terjangkau. Menurutnya, bila wilayah tersebut tidak bisa diidentifikasi, maka harga beli yang didapatkan pedagang bisa melonjak.

Abdullah mengatakan, meski saat ini pasokan masih aman, namun dia berharap pemerintah bersiap mempersiapkan pasokan jelang akhir tahun dan awal tahun. Apalagi, berdasarkan pengalaman sebelumnya, harga bahan pokok akan meningkat di Januari dan Februari. Meskipun akan ada panen pada waktu tersebut, namun dia merasa pemerintah perlu mengantisipasi pasokan yang tersedia cukup memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pengamat Pertanian Dwi Andreas berpendapat, Indonesia harus berjaga-jaga untuk memastikan pasokan beras tetap ada, supaya tidak terjadi masalah di Januari dan Februari tahun mendatang.

Dia mengatakan, pada Januari dan Februari memang akan mulai memasuki masa panen. Namun, panen pada bulan tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut pun dapat ditunjukkan dengan kenaikan harga beras yang terjadi setiap tahunnya.

"Siklusnya memang seperti itu. Januari hingga Maret harga beras masih tinggi, mulai normal pada April dan Juni, lalu mulai Juli naik lagi. Maret adalah panen raya, tetapi panennya baru dinikmati pada April.

Menurut Dwi, saat ini pasokan beras di masyarakat terus berkurang, sementara pasokan beras di pedagang pun terus berkurang. Hal ini diakibatkan adanya ketakutan pedagang untuk menyimpan beras karena keberadaan Satgas Pangan. "Pedagang takut dikatakan menimbun. Padahal, menimbun dalam batas wajar pun kadang diperlukan untuk menghadapi saat seperti ini," terang Dwi.

Dwi berpendapat, saat ini tengah terjadi artificial stock yang artinya stok beras di pasar seolah-olah melimpah padahal sebenarnya pasokan kosong. Hal ini pun dibuktikan dengan harga yang terus melambung. Karena itu masalah pangan ini harus ditangani dengan serius

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×