kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nenek 70 tahun di balik keanggotaan palsu Keppel


Selasa, 05 Desember 2017 / 09:56 WIB
Nenek 70 tahun di balik keanggotaan palsu Keppel


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Selama lebih dari 10 tahun, karyawan Keppel Club, Setho Oi Lin, atau yang juga dikenal dengan Setho Irene, akan memberi tahu kepada calon pembeli (buyer) bahwa ada keanggotaan klub Keppel yang tersedia untuk transfer.

Keppel Club merupakan klub olahraga yang sangat terkenal di kalangan orang kaya Singapura.

Alih-alih membayar klub secara langsung, buyer akan diinstruksikan untuk melakukan pembayaran ke pihak ketiga, termasuk teman Setho, dan anggota keluarganya.

Seorang supervisor di departemen keanggotaan akan memasukkan nama buyer tersebut ke dalam database dan menerbitkan kartu anggota.

Secara total, antara 1 Juni 2004 dan 1 Agustus 2014, Setho menipu 1.341 orang untuk membayar sekitar US$ 37,5 juta untuk keanggotaan palsu.

Pada hari Senin (4/12), Setho 70, mengaku bersalah atas 60 tuduhan kecurangan.

Dua kaki tangannya, supervisor departemen keanggotaan Nah Hak Chuah dan anggota klub Ivy Cheo Soh Chin, keduanya 67 tahun, mengakui peran mereka dalam penipuan pada 30 November.

Menurut tuduhan, Setho mengaku bersalah atas pembayaran keanggotaan Keppel senilai antara US$ 26.500 dan US$ 41.500 per orang.

Buyer diarahkan untuk membayar harga pembelian dan biaya transfer ke pihak ketiga, termasuk Cheo, anak perempuannya, ibu dan saudara iparnya. Tiga anggota keluarga Cheo bukan anggota klub.

Pada hari Senin, Wakil Jaksa Agung Hon Yi berkata: "Pembeli atau nominator dapat memasuki Keppel Club dan memanfaatkan fasilitas klub karena mereka mendapatkan kartu anggota dan rincian data mereka telah dimasukkan ke dalam sistem. Mereka tidak menyadari apa yang terjadi di balik layar di bagian keanggotaan."

Investigasi mengungkapkan bahwa Setho menerima setidaknya US$ 11 juta dari pelanggaran aksi curangnya itu.

Pengadilan mendengar bahwa selain 60 tuduhan kecurangan, Setho memiliki 3.121 tuduhan lain yang akan dipertimbangkan saat hukuman. Mereka adalah untuk tambahan 1.281 tuduhan kecurangan, 1.339 tuduhan menyalahgunakan entri palsu ke database keanggotaan elektronik klub dan 501 tuduhan berurusan dengan manfaat tindakan kriminalnya.

DPP Hon mengatakan Setho bekerja di Keppel Club selama hampir 48 tahun dari tahun 1966.

Setho, yang sekarang duduk di kursi roda, memulai sebagai pegawai umum dan terus mendapatkan promosi. Dia adalah asisten pribadi manajer umum saat dia melakukan aksi pelanggaran ini.

Manajer umum lah yang bertugas menangani masalah keanggotaan.

Hon melayangkan laporan pengaduan ke polisi pada tanggal 13 Agustus 2014, yang menyatakan bahwa Setho telah menipu anggota baru Keppel Club untuk membeli keanggotaan klub dari "pembeli phantom" dan mengarahkan mereka untuk membayar biaya tersebut kepada pihak ketiga.

Pada bulan itu, klub tersebut memiliki 2.682 anggota yang sah.

Setho keluar dengan jaminan US$ 300.000 dan akan kembali ke pengadilan pada 9 Februari tahun depan.

Sementara, Nah mengakui melakukan 30 dari 1.280 tuduhan dengan membuat entri palsu dalam database keanggotaan elektronik klub.

Cheo mengaku bersalah atas 20 dari 303 tuduhan pencucian uang.

Kasus yang melibatkan Nah dan Cheo telah ditunda sampai bulan depan.

Pelaku yang dihukum karena kecurangan dapat dipenjara sampai 10 tahun dan didenda untuk setiap tuduhan.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×