kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nasdem: Kenaikan tunjangan profesi guru jadi fokus


Kamis, 06 Februari 2014 / 17:45 WIB
Nasdem: Kenaikan tunjangan profesi guru jadi fokus
ILUSTRASI. Asuransi Jiwa


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Tri Adi

JAKARTA. Setelah sebelumnya membedah program jaminan sosial partai politik (parpol) peserta pemilihan umum (pemilu) 2014. Kini KONTAN akan mengangkat tema membedah rencana dan janji penggunaan anggaran pendidikan oleh parpol jika memenangkan hajatan politik tahun ini.

Kali ini, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) bakal dikupas lebih dulu program pendidikannya berdasarkan nomor urut peserta pemilu 2014. Partai pimpinan Surya Paloh ini mengklaim telah memiliki konsep ideal pendidikan nasional. Nasdem melihat kuncinya program pendidikan nasional ada pada persiapan konsep yang matang dan penyediaan infrastruktur atau fasilitas pendidikan yang mendukung. Hasil akhir yang diharapkan tercapainya sistem pengajaran baik dan kompetitif.

Nasdem ingin ada pelatihan guru dan dosen untuk menerapkan kurikulum berbasis kompetensi. Lalu mengevaluasi secara berjangka. Ketua Bidang Ekonomi Partai Nasdem, Anthony Budiman bilang konsep pendidikan di Indonesia harus diubah dan ditata ulang. Pasalnya sistem pendidikan saat ini tidak efektif dan tidak membangun karakter siswa yang baik.

Salah satu hal yang mendesak dilakukan adalah membangun kurikulum berbasis kompetensi dan bersifat tetap. "Jadi jangan seperti sekarang ini kurikulumnya berubah-ubah," ujarnya.

Nasdem ingin kurikulum itu dibangun berdasarkan kebutuhan siswa dan daerah sehingga ada keharmonisan antara kurikulum pendidikan yang digunakan siswa.

Fokus lainnya yang menjadi perhatian Nasdem adalah pada infrastruktur penunjang pendidikan. Nasdem berjanji kalau menang di pemilu 2014, bakal melakukan pendataan ulang atas kebutuhan infrastruktur pendidikan yang saat ini dinilai masih kurang dan tidak merata. "Ini menjadi prioritas kami," kata politisi Nasdem, Enggartiasto Lukita.

Di samping itu, peran guru dan tenaga pengajar juga sangat penting. Nasdem beranggapan program sertifikasi guru yang saat ini sudah berjalan, masih jauh dari cita-cita menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mandiri. Mantan Politisi Partai Golkar ini menilai untuk meningkatkan kualitas peserta didik harus terlebih dahulu meningkatkan kualitas pengajarnya. Caranya adalah dengan memberikan pelatihan yang komprehensif dan maksimal kepada guru dan dosen. Baik itu pelatihan penerapan kurikulum baru maupun peningkatan keterampilan mengajar.

Lantaran itu, Nasdem menjanjikan perhatian yang khusus terhadap guru dan tenaga pengajar lainnya. Salah satunya dengan menaikkan tunjangan profesi. "Tunjangan guru sejauh ini masih jauh dari tenaga profesional lainnya," tambah Anthony Budiman.

Asal tahu saja, tunjangan guru di APBN 2014 mencapai Rp 60,540 triliun. Tunjangan sebesar itu akan dinikmati oleh 700.000 guru yang besarnya masing-masing guru mendapatkan satu kali gaji pokok setiap bulannya.

Sayangnya, Nasdem belum memperhitungkan berapa besaran kenaikan tunjangan yang dijanjikan. "Belum kami perhitungkan berapa idealnya," katanya.

Satu lagi, program Nasdem yakni menjanjikan pendidikan gratis sampai tingkat sekolah menengah atas. Dengan catatan, tergantung pada kondisi keuangan pemerintah. "Bila memungkinkan, Nasdem akan beri pendidikan gratis," janjinya.

Program kerja tanpa dukungan data

Janji-janji politik yang dilontarkan politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) tentang konsep pendidikan nasional bukanlah sesuatu yang luar biasa. Kendati begitu, bila janji dan konsep itu didasarkan pada data dan penelitian, maka bisa sangat berguna bagi pembangunan pendidikan Indonesia, siapa pun yang memenangi pemilihan umum tahun 2014 ini.

Pengamat Politik Sebastian Salang menyarankan, yang mesti dilakukan partai Nasdem saat ini adalah elaborasi lebih dalam program dan konsep pendidikan yang mereka tawarkan. "Soal konsep pendidikan, lalu dari konsep itu, dengan anggaran yang ada sekarang, apakah bisa diimplementasikan atau tidak," ujarnya.

Setiap partai haruslah menawarkan konsep yang realistis dan bisa dilaksanakan dan direalisasikan. Sehingga konsep itu tidak mengawangngawang. Maka dari itu, agar tidak mengawang-ngawang Nasdem harus menawarkan program pendidikan berdasarkan data dan hasil penelitian mereka sendiri. "Dalam data tersebut, perlu juga ada perhitungan kebutuhan anggarannya," katanya.

Sebut saja, anggaran pendidikan 20% dari APBN nantinya berapa persentase alokasi untuk infrastruktur dan menjamin pendidikan gratis sampai sekolah menengah atas. "Masyarakat bisa mengerti dan paham program yang ditawarkan partai politik itu bisa dijalankan," ujarnya.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Indonesia Arbi Sanit menilai janji-janji politik memang sesuatu yang lumrah terjadi menjelang pemilu. Namun jangan sampai janji-janji tersebut terlihat tidak realistis.

Tapi, perlu ada kesinambungan antara konsep dan realitas di lapangan. Karena itu, senada dengan Sebastian, ia menganjurkan agar Partai Nasdem lebih banyak lagi melakukan studi di lapangan sebelum mengajukan program. Melalui program berbasis data di lapangan, maka niscaya program tersebut bisa berguna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×