kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Naik US$ 1 miliar, cadev cetak rekor lagi


Sabtu, 09 September 2017 / 10:15 WIB
Naik US$ 1 miliar, cadev cetak rekor lagi


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Bank Indonesia (BI) mencatat kenaikan posisi cadangan devisa Indonesia pada Agustus 2017 sebesar US$ 1 miliar. Dengan kenaikan itu maka cadangan devisa Agustus 2017 kembali mencetak rekor baru, yakni sebesar US$ 128,8 miliar dari posisi akhir Juli 2017 yang sebesar US$ 127,8 miliar.

Penambahan cadangan devisa berasal dari penerimaan pajak dan devisa hasil ekspor migas bagian pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valuta asing (valas). Pada bulan lalu, ada penerbitan SBBI valas sebesar US$ 400 juta.

Berdasarkan komponennya, penambahan devisa berasal dari uang primer sekitar Rp 7 triliun menjadi Rp 1.005,61 triliun. Lalu aktiva luar negeri bersih bertambah Rp 17 triliun jadi US$ 1.682,44 triliun.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman menyatakan, cadangan devisa Agustus 2017 cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi itu juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

"Cadangan devisa ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," tambah Agusman dalam keterangan tertulis, Jumat (8/9).

Peningkatan cadangan devisa direspons positif oleh pasar domestik. Di pasar spot, nilai tukar rupiah menguat ke level Rp 13.185 per dollar AS pada penutupan perdagangan Jumat (8/9). Ini adalah posisi terkuat rupiah sejak 11 November 2016.

Penambah kepercayaan

Ekonom Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono mengatakan, kenaikan cadangan devisa cukup baik menjaga nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Apalagi jika ada penurunan kembali suku bunga acuan BI (BI 7-day reverse repo rate).

Walaupun begitu, Tony melihat belum waktunya suku bunga acuan BI turun lagi. "Minimal itu bisa menambah amunisi, membuat confidence pasar yang sekarang sedang lemah," katanya, Jumat (8/9).

Oleh karena itu, Tony menyarankan agar pemerintah segera merespons momentum ini untuk meyakinkan pelaku ekonomi. Pelaku ekonomi yang dimaksud adalah konsumen yang berarti keyakinan untuk berbelanja, atau investor untuk mengeksekusi investasinya.

Ekonom PT Bank Permata Josua Pardede menganalisa, peningkatan cadangan devisa tak hanya menambah kekuatan moneter. Penambahan cadangan devisa juga memperlihatkan ekonomi Indonesia mulai menggeliat, sesuai penambahan uang primer dalam komponen cadangan devisa.

Apalagi pemerintah pusat juga semakin gencar menyerap anggaran. Terbukti, dari komponen cadangan devisa, tagihan bersih pada pemerintah pusat berkurang drastis dari Rp 49,97 triliun menjadi Rp 22,1 triliun.

Terkait arah pergerakan kurs rupiah, Josua menilai, ke depan rupiah masih akan menguat. Dengan demikian, kebutuhan operasi moneter BI berkurang, sehingga pundi-pundi cadangan devisa bakal bertambah. "Sampai akhir tahun, posisi cadangan devisa US$ 125 miliar-US$ 130 miliar," prediksi Josua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×