kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Muslimah & melayu, Halimah ukir sejarah Singapura


Rabu, 13 September 2017 / 07:54 WIB
Muslimah & melayu, Halimah ukir sejarah Singapura


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Kabar mengejutkan datang dari Singapura. Negeri Marlion itu dipastikan akan dipimpin oleh seorang presiden wanita muslimah. Ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah Singapura. Siapakah dia?

Dia adalah Halimah Yacob, Mantan Ketua Parlemen Singapura. Tak hanya itu, Halimah menjadi sorotan dunia karena dia berasal dari etnis Melayu, sesuatu yang jarang terjadi di negara ini.

Sedianya, pemilihan umum Singapura bakal dihelat pada pekan kedua September. Namun, hanya Halimah yang berhasil mengantongi Certificate of Eligibility oleh Komisi Pemilihan Presiden Singapura pada Senin (12/9) kemarin. Sedangkan dua kandidat lain, Mohamed Salleh Marican dan Farid Khan gagal memenuhi syarat.

Alhasil, Halimah menjadi calon presiden tunggal dan dipastikan tidak akan dilakukan pemungutan suara. Jika tak ada aral melintang, Halimah akan dilantik menjadi presiden kedelapan pada Kamis (14/9) besok, meski nominasi presiden resmi ditutup Rabu (13/9) siang.

Meski wilayah Singapura hanya sekitar 710 kilometer persegi dan populasinya kurang dari 6 juta orang, namun perekonomian Singapura merupakan pusat finansial keempat terbesar dunia. Pada tahun lalu, Produk Domestik Bruto (PDB) kotor Singapura melampaui US$ 90.000, atau dua kali lipat dari PDB Prancis dan tiga kali lipat dari pendapatan per kapita Italia.

Siapakah Halimah Yacob?

Mantan Ketua DPR Singapura ini lahir 23 Agustus 1954. Dia lahir di Queen Street, dan merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Biasanya, Halimah kerap dipanggil Madam oleh media lokal. Ayahnya berasal dari etnis India dan ibunya dari etnis Melayu. Adapun ayah sang suami berasal dari Yaman dan ibu suami juga dari etnis Melayu.

Pada 1962, ayahnya meninggal dunia saat dia berusia delapan tahun. Sejak saat itu, kehidupan Halimah kecil cukup sulit. Ibunya berjualan nasi Padang dengan gerobak di Shenton Way, sebelum akhirnya berhasil membeli kios. Halimah muda kerap membantu ibunya di kios, mulai dari membersihkan meja, mencuci piring, dan melayani konsumen.

Pada akhir 1960, dia bersekolah di Singapore Chinese Girls' dan menjadi satu dari sedikit warga Melayu di sekolah itu. Kemudian di tahun 1970, dia melanjutkan sekolah ke Tanjong Katong Girls dan University of Singapore di mana dia lulus sebagai sarjana hukum.

Di tahun 1978, dia bergabung dengan National Trades Union Congress (NTUC) sebagai legal officer. Dia bekerja lebih dari 30 tahun di sana dan ditunjuk sebagai deputy secretary-general.

Halimah menikah pada 1980 dengan teman kuliahnya, Abdullah Alhabshee, seorang pengusaha. Keduanya dikaruniai lima anak dengan rentang usia 26 hingga 35 tahun.

Madam mulai masuk ke dunia politik pada 2001 atas desakan Perdana Menteri Goh Chok Tong. Sejak saat itu dia ikut berpartisipasi dan menang dalam empat pemilihan umum. Dia turut memperebutkan kursi di Jurong GRC dan Mrsiling-Yew Tee GRC.

Karir Halimah terus melejit. Pada 2011, dia terpilih sebagai Menteri Negara di Kementerian Pengembangan Masyarakat, Pemuda dan Olahraga.

Pada 2013, dia ditunjuk sebagai Ketua DPR wanita pertama Singapura.

Pada 11 September 2015, ibundanya meninggal dunia di usia 90 tahun, tepat di Hari Pemilihan Umum 2015. Halimah mengaku sangat dekat dengan sang ibu, dan mengklaim hari itu adalah momen tersedih dalam hidupnya.

Kini, Halimah kembali mengukir sejarah. Tepat pada 11 September 2017, dia terpilih sebagai presiden wanita pertama Singapura. Halimah akan menjadi presiden dari etnis melayu kedua Singapura setelah Yusof Ishak yang menjadi presiden pada 1965 setelah negara tersebut merdeka. Dia juga merupakan Muslim kedua yang menduduki jabatan tersebut.

Muslim bukan merupakan warga mayoritas di Singapura karena populasinya hanya sekitar 14%. Sedangkan populasi warga Budha Singapura mencapai 33%, dan warga Kristiani dan Hindu masing-masing sebesar 18% dan 5%.

Halimah akan memegang jabatan sebagai presiden selama enam tahun ke depan menggantikan Tony Tan.  




TERBARU

[X]
×