kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menguat, rupiah masih bertahan di atas level Rp 14.000


Kamis, 17 Mei 2018 / 10:21 WIB
Menguat, rupiah masih bertahan di atas level Rp 14.000
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang kertas mata uang rupiah


Reporter: Dimas Andi, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di hari kedua rapat dewan gubernur Bank Indonesia, Kamis (17/5), nilai tukar rupiah menguat tipis. Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) berada di Rp 14.074 per dollar Amerika Serikat (AS), menguat 0,14% jika dibandingkan dengan kemarin pada Rp 14.094 per dollar AS.

Di pasar spot pukul 10.11 WIB, rupiah menguat 0,26% ke Rp 14.060 per dollar AS ketimbang Rabu yang ada di Rp 14.097 per dollar AS. Kemarin rupiah mencatat angka tertinggi sepanjang tahun.

Kenaikan imbal hasil US treasury dan penguatan dollar AS menjadi beberapa faktor penekan nilai tukar rupiah. Imbal hasil US treasury naik seiring ekspektasi kenaikan suku bunga Fed Fund Rate bulan depan.

Hari ini, hampir seluruh mata uang Asia menguat terhadap dollar AS. Hanya won dan dollar Taiwan yang masih melemah tipis terhadap the greenback.

Sementara indeks dollar hari ini terkoreksi dari level tertinggi tahun 2018 yang tercapai kemarin. Indeks dollar yang mencerminkan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang utama dunia ini berada di 93,14. Kemarin, indeks dollar ada di 93,39.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail menyebut, dollar indeks berpotensi menguat di kisaran 93-94. Penguatan ini didorong melemahnya inflasi di kawasan Uni Eropa pada bulan April menjadi 1,2% (yoy). Padahal, bulan sebelumnya inflasi di kawasan tersebut berada di level 1,3% (yoy). Dollar indeks juga dapat menguat mengingat terkontraksinya pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal I-2018 lalu.

Selain itu, naiknya imbal hasil US Treasury 10 tahun akan semakin memperkuat posisi dollar AS. Kenaikan imbal hasil US Treasury disebabkan oleh kenaikan harga minyak. "Dengan kembali naiknya yield US Treasury, tekanan di pasar obligasi dalam negeri akan semakin kuat dan rupiah berpeluang kembali melemah," tulis Ahmad dalam riset hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×