kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Margin bunga bank besar menyusut


Selasa, 25 April 2017 / 06:49 WIB
Margin bunga bank besar menyusut


Reporter: Galvan Yudistira, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan membuat perbankan menahan diri untuk menaikkan suku bunga kredit. Imbasnya, margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan menipis.

Prediksi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), margin bunga bersih industri perbankan berada di kisaran 5,3% sampai akhir tahun nanti, tak jauh beranjak dari kuartal I 2017. Dody Arifianto, Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS berujar, NIM tidak akan bergerak banyak karena BI diperkirakan tidak akan mengubah bunga acuan hingga akhir 2017.

Faktor lain, "Suku bunga deposito special rate turun 12 basis poin (bps) di kuartal I," ujar Dody kepada KONTAN, Senin (24/4).

Catatan KONTAN, tren penurunan margin sudah dialami lima bank besar yang sudah merilis rapor kinerja kuartal I 2017. Mereka adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Permata Tbk dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).

BCA menjadi bank yang mengalami penurunan margin paling besar. Di akhir Maret 2017, NIM bank milik Grup Djarum tersebut tercatat 6,32%, susut 72 bps secara tahunan dari 7,04% di Maret 2016.

Hanya BRI yang mampu menahan laju penurunan margin. Maklum saja, suku bunga kredit mikro di pasaran masih dobel digit.

Biaya dana naik

Bankir memproyeksikan, penyusutan margin akan berlanjut hingga akhir tahun ini. Sebab, biaya dana naik cepat.

NIM turun tidak bisa dijaga karena kami lebih mementingkan pertumbuhan kredit, ujar Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA. Di kuartal I, kredit BCA tumbuh 9,4%.

Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI mengatakan, NIM susut karena kenaikan beban bunga tak bisa diimbangi pertumbuhan pendapatan bunga yang melambat. Pertumbuhan kredit masih kecil, ujar Herry.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), beban bunga perbankan naik 1,36% menjadi Rp 58,91 triliun per Februari 2017. Berdasarkan kategori, beban bunga bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV naik terbesar yakni 15,59% menjadi Rp 17,91 triliun per Februari 2017. Disusul beban bunga BUKU II yang naik 7,87% dan BUKU I yang naik 2,10%. Hanya beban bunga BUKU III yang turun 5,20%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×