kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laju ekonomi 2018 diperkirakan tetap seret


Kamis, 23 November 2017 / 06:26 WIB
Laju ekonomi 2018 diperkirakan tetap seret


Reporter: Siti Rohmatulloh | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih lambatnya pertumbuhan ekonomi hingga kuartal III-2017 membuat sejumlah ekonom pesimistis dengan prospek ekonomi tahun depan. Lemahnya kondisi ekonomi tahun ini diperkirakan masih terulang pada tahun depan, sehingga pemerintah diperkirakan akan kesulitan mengejar target pertumbuhan ekonomi seperti tercantum di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 5,4%.

Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menganalisa, laju ekonomi tahun depan masih sama dengan tahun ini sebesar 5%. Penyebabnya, masyarakat masih akan menahan belanja. Padahal, konsumsi rumah tangga adalah penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB), yaitu di atas 50%. "Kira-kira akan tetap seperti ini," kata Faisal di sela-sela seminar nasional Political Economy Outlook 2018 yang diselenggarakan Institute for Development Economic and Finance (INDEF), Rabu (22/11).

Masyarakat diperkirakan masih akan tetap memilih menyimpan uangnya daripada berbelanja. Walhasil, korporasi enggan ekspansi. Kredit perbankan juga akan tertahan.  Menurut Faisal, harapan pendorong laju ekonomi adalah belanja pemerintah. Namun, pemerintah juga bakal kesulitan menggenjot belanja, karena penerimaan pajak yang terbatas dan ruang utang semakin sempit.

Indef sepakat, konsumsi rumah tangga tahun depan masih terganjal, sehingga pertumbuhan ekonomi 2018 hanya akan mencapai 5%. "Selama kuartal II dan III 2017 konsumsi belum menunjukkan tanda-tanda kenaikan yang signifikan. Padahal ini kan yang paling besar," terang Didik J Rachbini, Ekonom Senior Indef di acara sama.

Namun, Didik memandang pertumbuhan ekonomi 2018 bisa dikatrol sedikit, jika pemerintah bisa mendongkrak kinerja ekspor industri manufaktur. Apalagi pada tahun ini kontribusi industri manufaktur terhadap PDB kian besar. Pada kuartal III-2017, industri pengolahan berkontribusi 1,02% terhadap laju PDB, naik dari kuartal sebelumnya 0,75%. "Pemerintah harus membenahi kebijakan industri yang mengarah ke ekspor," saran Didik.

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsjah bilang, harapan pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia  dari pasar global. Dengan konsumsi di domestik yang masih tumbuh lambat, pemerintah harus memanfaatkan kebangkitan ekonomi Amerika Serikat, China, dan India untuk mendongkrak ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×