kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kuartal IV-2017, utang luar negeri Indonesia naik lagi


Senin, 19 Februari 2018 / 21:24 WIB
Kuartal IV-2017, utang luar negeri Indonesia naik lagi
ILUSTRASI. Ilustrasi utang Indonesia


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Utang Luar Negeri Indonesia (ULN) kembali mengalami kenaikan. Data per akhir Desember 2017 atau kuartal IV-2017, utang luar negeri tercatat sebesar US$ 352,2 miliar atau tumbuh 10,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya .

Data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan, posisi utang luar negeri swasta pada akhir kuartal IV-2017 terutama didominasi oleh sektor keuangan, industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan. Porsi keempat sektor tersebut terhadap total utang luar negeri dari swasta mencapai 76,9%, lebih rendah dibandingkan dengan porsi pada triwulan sebelumnya sebesar 77,0%.

Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih mengatakan, kenaikan utang luar negeri kemungkinan lebih banyak dikontribusi oleh utang pemerintah. Karena menurutnya pemerintah memang mengeluarkan surat utang global dan dijual di luar negeri baik dalam bentuk USD, EUR demi menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

“Sementara kalau swasta dalam kondisi ekonomi kita relatif flat, yang biasaya meminjam banyak di luar negeri itu sektor pertambangan. Tapi sekarang tambang relatif turun harganya jadi buat apa minjam banyak-banyak,” tuturnya kepada Kontan.co.id Senin (19/2).

Jika dirinci, utang luar negeri digunakan untuk modal kerja naik tipis 2,8% dari US$ 53.900 miliar menjadi US$ 55.413 miliar . Sementara utang luar negeri untuk refinancing naik sebesar 16% menjadi US$ 20.720 miliar dari bulan yang sama periode sebelumnya US$ 17.847 miliar.

Pengamat ekonomi Bank BCA David Sumual mengatakan, pertumbuhan utang luar negeri tersebut merupakan hal yang wajar lantaran pertumbuhan ekonomi masih tumbuh secara perlahan. “Keliatan juga dari pertumbuhan kredit domestik yang hanya 8,2% pada bulan Desember, jadi melemah masih relatif lemah, wajar kalau utang luar negerinya naik,” paparnya.

David menambahkan, perlu dilihat juga sumber dana perusahaan saat ini beragam, bukan hanya dari kredit dalam negeri, tetapi ada juga utang luar negeri dan ada juga obligasi dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti komodo bond. Menurut David, utang korporasi dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pertumbuhan utang luar negeri juga seiring dengan ekonomi Indonesia yang membaik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×