kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kontrak baru BUMN Karya masih seret


Jumat, 05 Juni 2015 / 09:59 WIB
Kontrak baru BUMN Karya masih seret
ILUSTRASI. Yuk kenali apa saja ciri-ciri asam lambung tinggi, supaya tak terlambat menanganinya!


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Lima bulan pertama tahun ini sudah lewat. Tapi kontrak baru emiten konstruksi BUMN atau BUMN karya masih minim. Sebab, ladang yang diharapkan dari proyek infrastruktur pemerintah belum bisa diolah.

PT PP Tbk (PTPP), misalnya, baru berhasil mengantongi kontrak baru Rp 9,8 triliun atau 36% dari target kontrak baru 2015 senilai Rp 27 triliun hingga ujung tahun. Realisasi kontrak itu lebih banyak didukung kontrak pihak swasta. Tapi ketimbang periode sama tahun lalu, perolehan ini naik 48%.

Manajemen PTPP optimistis target kinerja sepanjang tahun ini tercapai. Apalagi, PTPP tengah membidik empat proyek pembangkit listrik senilai Rp 21 triliun.

Realisasi kontrak anyar PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga terbilang minim. Hingga akhir Mei, WIKA mengantongi kontrak baru Rp 7,1 triliun setara 23,2% dari target 2015 senilai Rp 30,59 triliun. Hanya 35% dari pencapaian di akhir Mei bersumber dari proyek pemerintah.

Berbeda dengan perusahaan BUMN, emiten konstruksi swasta justru mencatat pencapaian cukup bagus. Dalam lima bulan pertama tahun ini, realisasi kontrak baru emiten swasta melewati separuh target tahun 2015.

PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), misalnya, per akhir Mei 2015 telah meraih kontrak baru Rp 2 triliun atau 50% target kontrak baru 2015 senilai Rp 4,1 triliun. Adapun PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mengantongi kontrak baru senilai Rp 1,4 triliun atau 70% dari target tahun ini. Sedangkan
PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) mengantongi Rp 1,53 miliar atau 51% dari target kontrak baru tahun ini.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri menilai wajar realisasi kontrak emiten konstruksi pelat merah masih minim dalam lima bulan pertama tahun ini. Pasalnya, proyek infrastruktur pemerintah belum banyak ditenderkan. “Jika pun ada yang sudah mulai ditenderkan bulan ini, pemenang tender masih belum keluar,” kata dia.

Pertumbuhan emiten konstruksi BUMN diprediksi baru dirasakan pada kuartal III 2015, setelah proyek pemerintah mulai terwujud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×