kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketimpangan pengaruhi ekonomi dan pengangguran


Senin, 08 Januari 2018 / 17:27 WIB
Ketimpangan pengaruhi ekonomi dan pengangguran


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat ketimpangan ekonomi penduduk Indonesia yang diukur dari indeks gini atau gini rasio mengalami penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat gini ratio pada September 2017 sebesar 0,391, turun 0,002 poin dibanding Maret 2017. Sedang jika dibandingkan September 2016 turun sebesar 0,003 poin.

Smeru Research Institute dalam risetnya mengatakan, ketimpangan ini telah menimbulkan keprihatinan di banyak belahan dunia, termasuk Indonesia. Ketimpangan sendiri, menurut Smeru, berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengangguran.

“Namun, ukuran-ukuran ketimpangan yang berbeda berhubungan dengan setiap ukuran hasil (outcome) yang berbeda pula. Secara keseluruhan, temuan kami mengindikasikan bahwa ketimpangan konsumsi memengaruhi pertumbuhan,” tulis tim Smeru dalam kertas kerja berjudul Mengestimasi Dampak Ketimpangan terhadap Pertumbuhan dan Pengangguran di Indonesia yang dikutip Kontan.co.id, Senin (8/1).

Sedangkan, ketimpangan pendidikan kelihatannya lebih penting untuk tingkat pengangguran. Riset itu menyatakan selama ini kajian menunjukkan bahwa hubungan antara ketimpangan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi agak ambigu.

Perbedaan-perbedaan ini dipengaruhi berbagai faktor, termasuk korelasi antara ketimpangan pendapatan dan dimensi-dimensi ketimpangan lainnya yang sering kali sangat dipengaruhi oleh program dan kebijakan pemerintah.

“Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan bukan saja ketimpangan pendapatan/konsumsi, tetapi juga dimensi ketimpangan lainnya, baik yang vertikal maupun horizontal,” katanya.

Dengan ketimpangan yang masih melekat di Indonesia, menurut Smeru, hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia harus menangani masalah ketimpangan dengan sangat hati-hati. Ketimpangan pada awalnya mungkin tidak berpengaruh buruk terhadap tingkat pertumbuhan dan ketenagakerjaan, tetapi setelah melewati ambang batas tertentu, ketimpangan akan berpengaruh negatif.

“Hal ini menyiratkan pentingnya penerapan kebijakan- kebijakan untuk mengatasi masalah meningkatnya ketimpangan dan mengurangi dampak buruknya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×