kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenapa efikasi vaksin Sinovac di Indonesia lebih rendah dari Brasil dan Turki?


Senin, 11 Januari 2021 / 18:47 WIB
Kenapa efikasi vaksin Sinovac di Indonesia lebih rendah dari Brasil dan Turki?
ILUSTRASI. Efikasi vaksin Sinovac di Indonesia sebesar 65,3%. Adapun tingkat efikasi di Turki hingga 91,2% dan Brasil 78%.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19 CoronaVac yang diproduksi Sinovac.

EUA diberikan setelah melakukan penelitian terhadap data yang diterima oleh BPOM terkait dengan uji klinis tahap ketiga. BPOM mendapatkan data dari uji klinis tahap ketiga yang dilakukan di Bandung, Turki, dan Brasil.

Lewat hasil uji klinik tahap tiga di Bandung, menunjukkan tingkat efikasi vaksinasi sebesar 65,3%. Adapun tingkat efikasi di Turki hingga 91,2% dan Brasil 78%.

Baca Juga: MUI resmi keluarkan fatwa halal vaksin corona produksi Sinovac

Tim Komnas Peneliti Obat, Jarir At Thobari mengatakan, banyak faktor yang bisa mempengaruhi tingkat efikasi, terutama dari perilaku masyarakat dan seberapa besar proses transmisi virus dari satu orang ke orang lain. Selain itu juga, dari karakteristik populasi dan subjek yang diikutsertakan dalam penelitian.

"Kalau di Turki 20% dari tenaga kesehatan dan 80% adalah orang yang punya risiko tinggi. Dengan angka penularan yang tinggi dari risiko tinggi bisa membuat angka efikasi lebih tinggi," jelasnya dalam konferensi pers, Senin (11/1).

Kemudian kalau di Brasil, semua subjek penelitian adalah dari tenaga kesehatan. Sedangkan, di Bandung adalah populasi umum.

Jarir mengatakan, hasil efikasi dari populasi umum ini membawa informasi yang cukup baik bagi Indonesia karena dari populasi umum perlindungannya ini sangat tinggi hingga 65,3%.

"Kita tidak punya banyak subjek untuk high risk seperti nakes sehingga tidak bisa dilihat. Namun, jika ingin melihat efikasi untuk Nakes bisa mengambil data dan mengaca dari Brasil dan Turki," ungkapnya.

Selanjutnya: BPOM keluarkan izin vaksin corona Sinovac, Jokowi akan divaksin Rabu (13/1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×