kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemkominfo keluhkan penggunaan Whatsapp, BBM


Senin, 05 September 2016 / 19:08 WIB
Kemkominfo keluhkan penggunaan Whatsapp, BBM


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kementerian Komunikasi dan Informatika mengeluhkan maraknya penggunaan aplikasi seperti Whatsapp, Blackberry Messenger dan sejenisnya. Sebab, aplikasi komunikasi ini membuat membuat pertumbuhan industri telekomunikasi menurun.

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kemkominfo Basuki Yusuf Iskandar, saat ini pertumbuhan penggunaan aplikasi yang disebut over the top itu, tidak serta merta mendoorng kenaikan laba bagi operator.

Berbeda halnya, jika pola komunikasi masih menggunakan telepon atau SMS, akan mendorong pendapatan operator. "OTT hanya menambah keuntungan bagi Google," kata Yusuf, Senin (5/9) di Jakarta.

Kondisi ini berimbas pada rendahnya pendapatan negara dari sisi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Itulah sebabnya, dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Negara (RAPBN) 2017, PNBP Kemkominfo diusulkan lebih rendah dari tahun ini.

Target PNBP dari Kemkominfo hanya sebesar Rp 15,74 triliun, sedangkan tahun 2016 ini dalam APBN-P ditargetkan sebesar Rp 16 triliun.

Hal ini sejalan dengan kondisi ekonomi makro saat ini. Jika dilihat, pertumbuhan industri telekomunikasi setiap tahunnya selalu turun.

Pada semester pertama tahun 2016 ini, pertumbuhan industri telekomunikasi hanya sebesar 8,4% saja. Lebih rendah dari periode yang sama tahun 2015 yang sebesar 9,9%. Apalagi, jika dibandingkan tahun 2014 yang mampu tumbuh diatas 10%.

Namun, demikian Badan Anggaran tidak mau alasan itu dijadikan dasar pemerintah menurunkan target. Banggar meminta Kemkominfo menjaga target PNBP minimal sama dengan tahun ini.

Atas usul itu, Kemkominfo akhirnya setuju untuk menaikkan target PNBP menjadi Rp 16,57 triliun. "Saya setuju untuk dinaikan, meskipun belum kebayang effort yang bisa dilakukan apa," kata Yusuf.

Apalagi, tahun 2017 belum ada rencana pemerintah untuk kembali melelang frekuensi jaringan. Seperti yang dilakukan tahun ini,yang akan melakukan tender 3G.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×