kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementan perkirakan impor kedelai untuk tahu tempe capai 2,6 juta ton di 2021


Rabu, 13 Januari 2021 / 13:56 WIB
Kementan perkirakan impor kedelai untuk tahu tempe capai 2,6 juta ton di 2021


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan impor kedelai untuk tahun ini mencapai 2,6 juta ton. Impor ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi atau untuk tahu dan tempe.

"Perkiraan impor (kedelai) tahun 2021 sebesar 2,6 juta ton, yang akan turun diperkirakan target sampai Maret 650.000 ton," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi, Rabu (13/1).

Berdasarkan Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan strategis Nasional periode Januari-Maret 2021, stok akhir kedelai Indonesia pada Desember 2021 mencapai 411.975 ton.

Baca Juga: Jokowi ingatkan krisis pangan di tengah pandemi Covid-19

Dengan impor hingga Maret 2021 yang mencapai 650.000 ton dan perkiraan produksi kedelai dalam negeri mencapai 28.754 ton, maka total kedelai yang tersedia pada Januari hingga Maret 2021 sekitar 1,09 juta ton.

Diperkirakan, kebutuhan kedelai Januari hingga Maret tahun ini mencapai 778.180 ton, sehingga neraca kedelai hingga Maret 2021 mencapai 312.549 ton.

Agung pun mengungkit persoalan harga kedelai yang merangkak naik. Dia mengatakan, harga kedelai di distributor pada November tahun lalu mencapai Rp 7.500 hingga Rp 8.000 per kg, naik menjadi Rp 8.500 per kg di Desember 2020 dan awal Januari 2021 mencapai Rp 9.200 per kg. Menurut Agung, Kementan dan berbagai pemangku kepentingan lain akan berupaya untuk menurunkan harga kedelai di distributor.

"Kami terus bekerja sama dengan stakeholder, dengan Kementerian Perdagangan dan Satgas Pangan terkait hal ini, dan solusinya yang kita ambil secara bersama untuk 100 hari ke depan adalah menurunkan harga distributor Rp 8.500," ujar Agung.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019 total impor kedelai mencapai 7,1 juta ton. Impor ini untuk kebutuhan konsumsi dan industri.

Bila dirinci, impor kedelai segar untuk tahu dan tempe sekitar 2,67 juta ton, untuk bungkil residu padar 4,3 juta ton, sisa impor kedelai untuk produk lainnya seperti untuk kecap 19.000 ton, susu kedelai 23.000 ton, tepung kedelai 6.000 ton, fraksi minyak 28,000 ton, fraksi minyak kacang kedelai yang tidak dimodifikasi 6.000 ton.

Selanjutnya: Tak membuahkan hasil, Jokowi sebut ada yang salah dengan subsidi pupuk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×