Keindahan surga pantai pasir putih Natuna

Selasa, 27 Desember 2011 | 09:38 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, Edisi 26 Des 2011 - 1 Jan 2012
Keindahan surga  pantai pasir putih Natuna

ILUSTRASI. Harga emas Antam menguat Rp 9.000 pada hari ini (21/1)


Anda sudah menjatuhkan pilihan untuk menghabiskan liburan akhir tahun ini ke Kepulauan Natuna? Kalau, iya, tempat wisata yang indah di gugusan pulau yang ada di Provinsi Kepulauan Riau itu tidak hanya ada di Natuna Besar (KONTAN edisi 19-24 Desember 2011).
Pulau-pulau lain di Kabupaten Natuna juga menawarkan pemandangan alam yang luar biasa eloknya. Sebab, Natuna yang berarti alami merupakan kepulauan yang terdiri dari 154 pulau. Tetapi, hanya 27 pulau saja yang berpenghuni.

Di sekitar Natuna Besar yang oleh penduduk lokal biasa disebut Bunguran, ada beberapa pulau kecil yang juga memiliki keindahan alam yang betul-betul memikat. Contohnya Pulau Sedanau dan Senoa.

Dari Natuna Besar, agar bisa menyeberang ke Sedanau, Anda bisa menumpang kapal feri dari Pelabuhan Binjai. Dari Ranai, ibukota Kabupaten Natuna yang terletak di sisi timur Natuna Besar, butuh waktu sekitar 45 menit berkendara menuju Pelabuhan Binjai yang ada di sisi barat. Anda bisa menumpang angkutan khusus menuju Pelabuhan Binjai dengan ongkos Rp 25.000.

Tarif penyeberangan ke Sedanau Rp 36.000 per orang. Namun, jangan membayangkan kapal feri besar yang biasa Anda tumpangi ketika menyeberangi Selat Sunda. Kapal feri yang ada di Pelabuhan Binjai cuma speed boat berkapasitas sekitar 40 penumpang.

Oh, iya, perhatikan juga jadwal keberangkatan kapal feri. Soalnya, penyeberangan ke dan dari Sedanau hanya dua kali dalam sehari, yakni di pada pagi dan siang hari. Perjalanan laut ke Pulau Sedanau memakan waktu sekitar 40 menit.

Dalam perjalanan menuju Sedanau, Anda akan disuguhi pemandangan hutan bakau atau mangrove di sepanjang pantai Binjai. Masuk laut lepas, gantian Anda dihidangkan pemandangan laut dengan latar belakang pulau-pulau yang ada di sekitar Natuna Besar.

Sampai di Pelabuhan Sedanau, Anda bakal melihat banyak keramba untuk budidaya ikan kerapu yang hasilnya diekspor ke Hong Kong. “Ikan lain yang juga diekspor nelayan Sedanau adalah tuna, tongkol, kakap, udang, dan ikan napoleon dari perikanan tangkap,” kata Perwira Pelaksana Pangkalan TNI AL Ranai Mayor Laut Faisol. Anda juga bisa menyaksikan aktivitas pengolahan ikan di Pelabuhan Sedanau.

Di Pulau Sedanau yang penduduknya padat ini, Anda bisa menghabiskan waktu di Pantai Pasir Marus. Pantai ini tidak terlalu panjang namun sangat elok. Garis pantai yang sepanjang 500 meter ini punya pasir putih yang bersih. Airnya yang jernih dan udara pantai yang segar, dipastikan tidak akan membuat Anda bosan. Pantai yang landai dan tidak terlalu dalam dengan ombak yang cukup tenang juga cukup aman untuk anak-anak maupun orang dewasa yang ingin berenang atau mandi di laut.

Nah, untuk menuju ke Pantai Pasir Marus, dari Pelabuhan Sedanau, Anda cukup berjalan kaki selama 10 menit, sembari olahraga dan melihat pemukiman penduduk dan aktivitasnya di sepanjang jalan.

Hanya, jika Anda ingin benar-benar menghabiskan waktu di surga pantai pasir putih, Anda mesti mengunjungi Senoa. Pulau ini termasuk pulau terluar kita karena berbatasan langsung dengan Malaysia.

Untuk menuju Senoa dari Natuna Besar, Anda harus harus menyewa perahu kecil yang biasa disebut kapal pompong. Ongkosnya sekitar Rp 400.000 pulang-pergi. Perjalanan ke Senoa sendiri hanya membutuhkan waktu 20 menit. Dalam perjalanan ke pulau itu, Anda akan disuguhi pemandangan air laut yang jernih dengan terumbu karang yang indah. Saat itu pula Anda dapat menyaksikan Gunung Ranai yang puncaknya selalu tertutup kabut.

Pulau perempuan hamil

Makin dekat dengan Senoa, makin jelas bentuknya yang seperti perempuan hamil sedang berbaring. Legenda rakyat bercerita, ada tokoh di Ranai bernama Datuk Panglima Hitam yang mempersunting anak Raja Senubing bernama Engku Fatimah. Meski cantik, Fatimah terkenal sangat pelit. Suatu hari, ketika Fatimah sedang hamil, suaminya pergi melaut. Lantaran sangat rindu, ia pun nekat menyusul suaminya ke laut.

Tetapi malang, Fatimah tak kunjung kembali. Malahan, muncul pulau di sebelah timur Natuna Besar. Orang-orang lantas menamainya Senoa, yang berarti pelit.

Senoa yang tidak berpenghuni, separuh pulaunya yang menghadap wilayah Malaysia tidak bisa didarati kapal karena merupakan tebing karang terjal. Cuma, separuh wilayah pulau yang menghadap Natuna Besar yang menyimpan panorama alam berupa pantai pasir putih yang luar biasa indah.

Pantainya lapang sepanjang dua kilometer dengan pasir putih yang halus dan air laut yang hijau, benar-benar memukau. Anda bisa berenang di air laut yang jernih atau sekadar berjalan kaki menyusuri keindahan pantai. Bagi yang suka mengoleksi batu atau kerang, Anda bisa menemukan kulit kerang berbagai ukuran terhampar di pantai. Anda juga dapat menjumpai keong-keong kecil yang tinggal di bibir pantai.

Untuk yang doyan memancing, jangan lupa membawa peralatan memancing. Anda bisa memancing di laut cukup dengan berdiri di bibir pantai atau pinggir bebatuan. Dijamin, Anda dapat memperoleh ikan berukuran sedang dengan cukup mudah di sini.

Lantaran pulau ini tidak berpenghuni, jangan lupa juga untuk membawa bekal makanan dan minuman yang banyak. Pasalnya, berada di surga pasir putih Senoa, Anda bisa lupa waktu sehingga menghabiskan waktu seharian penuh.

Namun, untuk bisa menyambangi Senoa dan pulau-pulau lain, Anda harus memperhatikan kondisi cuaca. “Menjelang akhir tahun, yang acap disebut musim utara, hujan sering turun dan angin bertiup lumayan kencang,” ungkap Komandan Pos Angkatan Laut Sedanau Kapten Laut Joko Maryono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru